Usai Bongkar Aib Ayahnya, Ghaza Putra Aa Gym Dicap Durhaka

Usai Bongkar Aib Ayahnya, Ghaza Putra Aa Gym Dicap Durhaka
Lihat Foto

Wjtoday, Bandung -  Muhammad Ghaza Al Ghazali  putra ke- 6 dai kondang Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym dan Teh Ninih, kembali buka suara terkait hubungan antara ayah dan ibunya.

Setelah viral gara-gara status teks di situs jejaring sosial yang membeberkan perilaku buruk ayahnya terhadap Ninih Muthmainnah atau yang akrab disapa Teh Ninih pada 2 Juni 2021, di antaranya soal makian yang sering dilontarkan Aa Gym kepada Teh Ninih, Ghaza kini mengaku dicap durhaka dan sombong oleh netizen.

Ia pun kembali menuliskan curahan hatinya melalui dinding Facebook-nya, Minggu (6/6/2021).

Pertama-tama, ia mengakui bahwa cara yang dilakukannya, dengan membeberkan kebiasaan buruk ayahnya, adalah salah.

Namun menurutnya, cara demikian adalah cara terbaik yang bisa dilakukannya.

Ghaza mengaku, sebelum membongkar aib ayahnya pada 2 Juni lalu, ia sudah berdiskusi dengan banyak orang, termasuk ulama dan pengacara.

Ia pun mengaku, usai membongkar aib ayahnya, ia dicap sombong dan durhaka, sementara ibunya, Teh Ninih, justru semakin dirundung.

"Ibu saya semakin dibully, dibilang gak punya iman lah, gak bisa ngurus anak lah, dan masih banyak lagi," katanya.

Berikut curahan hati Ghaza yang dikutip dari Akun Facebooknya. 

Apakah anda pikir saya senang dengan kondisi seperti ini?
Apakah anda pikir saya bahagia ketika ayah saya dihujat sana sini?
Apakah anda pikir saya tidak mempertimbangkan efek dari tulisan saya?
Apakah anda pikir saya tidak melakukan apapun selain mengumbar aib?

Saya tidak akan melakukan pembenaran terhadap apa yang saya lakukan.

Ya, cara yang saya lakukan ini salah. 
Saya minta maaf kepada semuanya. 
Saya minta maaf atas kehebohan ini. 
Saya minta maaf kepada pihak manapun yang merasa dirugikan.

Namun, izinkan saya menyampaikan.
Meskipun cara ini bukanlah cara yang tepat. Tapi ini cara terbaik, untuk saat ini. Yang bisa saya lakukan.

Bagaimana menurut anda?
Jika,
Bicara baik baik sudah
Diskusi sudah
Debat sudah
Bicara dalil sudah
Bicara qoul ulama sudah
Meminta nasihat kepada ulama sudah
Meminta ulama untuk menasihati sudah
Meminta bantuan kerabat sudah
Meminta bantuan orang yang dihormati sudah
Menyiapkan pengacara sudah
Daaaaan berbagai hal lainnya.

Anda pikir saya layak diam ketika ibu saya diperlakukan demikian?
Lalu saya membiarkan ayah saya begitu saja?

Anda tahu apa hasilnya?
Saya dicap sombong dan durhaka.
Ibu saya semakin dibully, dibilang gak punya iman lah, gak bisa ngurus anak lah, dan masih banyak lagi.
Dan bagi ulama yang menasihati, dianggap sombong, tidak mengerti ilmu tauhid, ilmunya belum sampai.

Terus saya harus diam? 

Kemudian anda berbicara kepada saya tentang dosa jariyah.

Justru bagus dong, semua dosa yang ayah saya lakukan kepada ibu saya, sekarang saya yang menanggungnya, kurang berbakti apa saya? 

Begitu, kan?

Maaf, barangkali suara anda lebih didengar oleh ayah saya.

Ketimbang suara saya, juga para ulama yang dianggap 'ilmunya belum sampai'.

Sebelumnya  diketahui, Anak Aa Gym, Muhammad Ghaza Al Ghazali membongkar perilaku buruk ayahnya. Ternyata, Aa Gym sering memaki-maki Teh Ninih, entah itu saat makan bersama di restoran atau saat sekadar berkumpul bersama.

Aa Gym mencerca Teh Ninih sebagai manusia yang munafik, musyrik dan menuhankan makhluk. 

“‘Kamu musyrik. Kamu munafik. Kamu menuhankan makhluk’,” tulis Ghaza pada 3 Juni 2021.

“Inilah kalimat-kalimat pujian yang selalu kami dengar. Ya, selalu. Dikala makan di restoran. Berangkat sekolah. Berkumpul bersama. Bahkan mungkin, di setiap sudut bumi ini, hanya ada pengingat akan kalimat itu semua,” lanjutnya.

Kalimat-kalimat kasar tersebut menurut sangat putra ternyata sudah dilontarkan oleh Aa Gym selama sekitar 15 tahun kepada Teh Ninih. Namun, Teh Ninih tetap bertahan sebagai istri Aa Gym.

Ghaza juga sempat heran dengan pertanyaan Aa Gym mengenai kepentingan kehadiran Teh Ninih dalam pernikahan sang anak.

"Hampir satu tahun terlewati, tepatnya satu minggu sebelum hari pernikahan kami. Berat tanpa kehadirannya. Namun, apa daya, ketika sebuah kalimat tanya terlontar, 'Buat apa dia hadir?’. Seolah lidahku keluar untuk menjawabnya. Entah apa kalimat yang tepat untuk menjawab pertanyaan demikian,” tulis Ghaza.

“‘Untuk apa seorang ibu hadir di pernikahan putranya?’. Menurut Anda, apakah jawaban yang tepat untuk pertanyaan tersebut? Akankah Anda menjawabnya dengan mudah? Atau Anda akan terdiam membisu, terperanjat karena ayah Anda bertanya demikian kepada Anda?” katanya.

"Seandainya aku bisa menjawab, 'Maaf, untuk apa bapak hadir?' Niscaya akan kujawab dengan demikian," kata Ghaza.

Ghaza memuji kesabaran ibunya yang hanya diam dan hanya mengadu kepada Allah SWT dalam sujudnya di kala anak-anaknya telah tertidur.***