Surat Nikah Soekarno dan Inggit Akan Dijual ! Harusnya Dirawat dan Dipelihara Pemerintah

Surat Nikah Soekarno dan Inggit Akan Dijual ! Harusnya Dirawat dan Dipelihara Pemerintah
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Bandung menyarankan surat nikah dan akta cerai Inggit Garnasih dan Presiden pertama Indonesia Soekarno yang hendak dijual oleh sang ahli waris untuk diserahkan guna dikelola oleh pemerintah.


Arsiparis dari Dispusip Kota Bandung, Juni Akbar, menyarankan hal tersebut karena dokumen surat dari tokoh pendiri bangsa itu memiliki nilai sejarah.


“Memang ada aturan yang mengharuskan arsip itu dipelihara dan dirawat karena arsip Inggit Garnasih ini arsip yang memiliki nilai sejarah,” kata Juni di Bandung, kemarin.


Meski begitu, ia tak menampik bahwa dokumen tersebut memang berhak dijual oleh sang ahli waris karena kepemilikan pribadi. Namun, lanjutnya, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) lebih layak untuk merawat dokumen bersejarah itu.

Selain itu, menurutnya, pihak Dispusip bersama ANRI juga sempat melalukan penelusuran arsip surat nikah dan akta cerai Soekarno dengan Inggit.


“Sebenarmya surat cerai itu kami sudah punya, tapi itu sebatas duplikasi, aslinya mereka (ahli waris) yang simpan,” ujar Juni.


Menurutnya, dokumen asli itu tidak ada kaitannya secara langsung dengan aset Pemerintah Kota Bandung karena berada dalam penguasaan ahli waris.


Sebelumnya, media sosial ramai memperbincangkan kabar tentang surat nikah dan akta cerai dari tokoh pendiri bangsa, yakni Soekarno dan Inggit Garnasih yang dijual oleh ahli warisnya yang tinggal di Kota Ban­dung. Kabarnya sejak penjualan surat nikah dan akta cerai diunggah di Instagram dengan akun @popstoreindo sudah ditawar oleh sebuah yayasan dari Belanda senilai Rp2 miliar. 


Menurut berita yang ramai di media sosial unggahan tersebut berisikan dokumen tersebut surat pernikahan dan perceraian Soekarno dengan Inggit Garnasih. Surat perceraian ditandatangani petinggi negara ketika itu Ki Hadjar Dewantara dan Kiai Haji Mas Mansyur.


Cucu angkat Inggit Garnasih, Tito Z Harmaen, pemegang dokumen tersebut menceritakan alasan akan menjual barang yang memiliki nilai sejarah itu. Inggit berwasiat menginginkan hasil penjualan dokumen dibuat fasilitas umum seperti klinik dan sekolah bagi masyarakat.


Ia mengatakan, penjualan dokumen tersebut dianggap wajar karena bukan dokumen negara. Bahkan, perhatian pemerintah terhadap dokumen-dokumen yang memiliki kaitan dengan presiden Soekarno sangat kurang dan tidak peduli.


"Ada keinginan atau wasiat dari Bu Inggit buat klinik bersalin dan sekolah dasar. Dulu untuk pembuatan rumah sakit bersalin dan sekarang juga ada yayasan untuk mengurusi itu, untuk kepentingan masyarakat," kata Tito, Kamis (23/9).


Ia bercerita, mantar Gubernur Jawa Barat  Nuriana sempat meminta dokumen tersebut. Ia pun menyetujui keinginan tersebut dengan meminta kompensasi untuk mewujudkan wasiat Inggit Garnasih.


Nuriana sudah menyiapkan anggaran dalam APBD untuk membeli dokumen tersebut agar menjadi milik negara. Namun, dengan berbagai alasan akhirnya rencana tersebut batal.


Tito menilai pembatalan kesepakatan tersebut sebagai bentuk ketidakpedulian pemerintah. Ia mengatakan, salah satu museum pernah akan membeli dokumen tersebut namun hingga saat ini tidak pernah terjadi. Ia tidak menyebut museum yang dimaksud.


Tito mengatakan, utusan dari Belanda sempat mendatanginya dan menginginkan dokumen tersebut dan menawar dengan harga mencapai Rp100 miliar. Namun, ia mengaku tidak menerima tawaran tersebut dan tetap memprioritaskan agar dokumen tersebut dimiliki oleh pemerintah Indonesia.


"Ini bukan dokumen negara. Betul dokumen nasional tapi pemerintah sendiri tidak peduli, mau diapakan lagi. Saya tidak ada jalan lain," kata dia.



Tito mengaku mendapatkan dokumen tersebut sejak 1980-1981 langsung diberikan oleh Inggit Garnasih. Kata dia, Inggit memberinya kepercayaan untuk merawat dokumen tersebut. Ketika Inggit menikah dengan Soekarno, ibunda Tito, Ratna Juami dijadikan anak angkat oleh Inggit.


Dokumen tersebut sering dihadirkan dalam pameran untuk bukti dan memperlihatkan bahwa Inggit pernah menikah dengan Soekarno dan bercerai.***