Studi Terbaru Ungkap Efek Vaksin Booster Covid-19

Studi Terbaru Ungkap Efek Vaksin Booster Covid-19
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Studi terbaru mengungkapkan efek samping vaksin booster Covid-19. Vaksin booster merupakan vaksin dosis ketiga untuk mencegah Covid-19.

Studi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) ini menunjukkan efek samping vaksin booster Covid-19 serupa dengan efek samping yang muncul setelah mendapatkan dosis kedua. Efek samping ini dapat ditoleransi dengan baik oleh tubuh.

"Frekuensi dan jenis efek samping serupa dengan yang terlihat setelah dosis vaksin kedua dan sebagian besar ringan atau sedang dan jangka pendek," kata direktur CDC Rochelle Walensky dalam laporan mingguan morbiditas dan mortalitas, dikutip dari CNN.

Hasil ini didapat setelah menganalisis data v-safe CDC dari 22.191 penerima vaksin booster. Penerima vaksin melaporkan efek samping yang mereka rasakan setelah mendapatkan booster di aplikasi tersebut.

Baca juga: Kemenkes: Vaksin Dosis Ketiga bagi Masyarakat Masih Rencana

Sekitar 7.000 atau hampir 32 persen melaporkan merasakan efek samping. Lebih dari 6.200 atau 28 persen melaporkan tidak dapat melakukan aktivitas normal pada hari setelah vaksinasi. 

Berikut beberapa efek samping yang terungkap:

1. Nyeri tempat suntikan 71 persen, 7 persen diantaranya mengaku parah atau tidak mungkin melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Kelelahan 56 persen
3. Sakit kepala 43,4 persen
4. Hampir 2 persen mencari perawatan medis
5. Sebanyak 13 orang dirawat di rumah sakit.

Dari 12.591 orang yang melaporkan efek samping pada setiap dosis vaksin mRNA, sebanyak 79,4 persen melaporkan reaksi lokal pada vaksin booster dan 74,1 persen melaporkan reaksi sistemik. Reaksi ini mirip dengan reaksi setelah dosis kedua yakni 77,6 persen melaporkan reaksi lokal dan 76,5 persen reaksi sistemik.

"Dosis ketiga vaksin Covid-19 tampaknya aman dan orang-orang mengalami reaksi ringan hingga sedang yang serupa dengan doss vaksin Covid-19," menurut hasil studi tersebut.

Studi ini tidak merinci jenis vaksin booster yang didapat oleh penerima. Sebagian melaporkan mendapatkan vaksin dari perusahaan yang berbeda dibandingkan dosis pertama dan kedua.  ***
(Sumber: CNNIndonesia.com)