Replik atas Nota Pembelaan Terdakwa Kasus Pembunuhan Handi-Salsabila Dibacakan Besok

Replik atas Nota Pembelaan Terdakwa Kasus Pembunuhan Handi-Salsabila Dibacakan Besok
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Oditur Militer Tinggi II Jakarta akan membacakan replik atau tanggapan atas nota pembelaan (pleidoi) terdakwa yang menabrak dan membuang sejoli Handi Saputra (17) dan Salsabila (14), Kolonel Infanteri Priyanto.

Sidang beragendakan pembacaan replik itu akan digelar di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (17/5/2022), persidangan akan berlangsung pada pukul 09.00 WIB.

"(Sidang replik) tetap besok. Untuk waktu menyesuaikan dengan kegiatan majelis hakim," tutur Oditur Militer Tinggi II Jakarta Kolonel Sus Wilder Boy, Senin (16/5/2022).

Wilder menyampaikan, Oditur Militer Tinggi II akan membantah pleidoi yang disampaikan penasihat hukum Priyanto.

"(Yang disiapkan untuk besok) pastinya bantahan terhadap ketidakterbuktian pasal-pasal yang disampaikan dalam pleidoi penasihat hukum," kata Wirdel.

Sebelumnya, Wirdel mengatakan bahwa pihaknya tetap berpegang teguh pada isi dakwaan dan tuntutan, yakni Priyanto terbukti secara sah dan menyakinkan bersama-sama melakukan tindak pidana pembunuhan berencana, melakukan penculikan, dan menyembunyikan mayat.

Adapun Priyanto menolak dakwaan pembunuhan berencana dan penculikan terkait kasus penabrakan dan pembuangan sejoli tersebut.

Dakwaan yang ditolak kubu Priyanto yaitu dakwaan kesatu primer Pasal 340 juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan Berencana dan dakwaan kedua alternatif pertama Pasal 328 KUHP juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP tentang Penculikan.

"Menyatakan bahwa terdakwa Kolonel Infanteri Priyanto tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan oleh Oditur Militer Tinggi pada dakwaan kesatu primer Pasal 340 juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP dan dakwaan kedua alternatif pertama Pasal 328 KUHP juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP," ujar kuasa hukum terdakwa, Letda Chk Aleksander Sitepu, dalam sidang pembacaan pleidoi, Selasa (10/5/2022).

Untuk itu, kuasa hukum meminta kliennya dijatuhi hukuman seringan-ringannya.

"Menjatuhkan hukuman yang seringan-ringannya. Apabila majelis hakim berpendapat lain, maka mohon putusan yang seadil-adilnya," kata Aleksander.

Priyanto dituntut pidana penjara seumur hidup dan dipecat atas kasus penabrakan sejoli Handi dan Salsabila di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Tuntutan dibacakan oditur militer di Pengadilan Militer Tinggi II, 21 April 2022.

Priyanto dinilai terbukti secara sah dan menyakinkan bersama-sama melakukan tindak pidana pembunuhan berencana, melakukan penculikan, dan menyembunyikan mayat.

Priyanto dan dua anak buahnya membuang tubuh Handi dan Salsabila ke Sungai Serayu, Jawa Tengah, usai menabrak sejoli tersebut di Nagreg pada 8 Desember 2021.

Ia bersama dua anak buahnya, Kopda Andreas Dwi Atmoko dan Koptu Ahmad Soleh, kemudian menjalani persidangan dan menjadi terdakwa.***