PSBB Ketat, Pengusaha Mal Khawatir Kunjungan Anjlok Kembali

PSBB Ketat, Pengusaha Mal Khawatir Kunjungan Anjlok Kembali
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta  - Pengusaha pusat perbelanjaan (mal) dan ritel mengaku mengalami kesulitan yang luar biasa untuk bisa bertahan di tengah pelemahan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Diketahui kasus positif Covid-19  kembali melonjak beberapa waktu belakangan. Melihat hal tersebut, pengusaha mal khawatir jika pemerintah akan kembali menerapkan pembatasan ketat seperti PSBB yang akan membuat pengunjung mal kembali anjlok.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, kunjungan mal sebesar 30% adalah berasal dari pengunjung perkantoran.

"Jadi kalau 75% ini mereka tinggal di rumah tentunya akan berpengaruh pada kondisi pusat perbelanjaan," ujarnya dalam keterangan tertulis,dikutip dari CNBC Senin  (21/6/2021).

Dia memaparkan kondisi pusat perbelanjaan sampai dengan Juni 2021 sudah lebih baik dari tahun lalu. Khususnya di bulan Mei kemarin saat memasuki lebaran Idul Fitri.

Kunjungan bulan Juni agak menurun. Namun, menurut Alphonzus, hal itu wajar karena memang siklus selepas libur lebaran dari tahun ke tahun memang turun. Kondisi kunjungan yang membaik tahun ini disebabkan karena dua hal.

"Pertama adalah karena masyarakat sudah terbiasa adaptasi dengan kehidupan pandemi. Kemudian juga ada faktor lagi perihal vaksinasi, jadi vaksinasi sudah berjalan saat ini mendorong sentimen positif," ujarnya.

Dengan adanya vaksin membuat masyarakat merasa lebih percaya diri berkunjung ke pusat perbelanjaan. Namun di saat kunjungan sudah mulai normal, tiba-tiba angka positif Covid-19 kembali naik.

"Inilah yang sangat mengganggu dan ini sulit diprediksi. Kita sudah siap-siap antisipasi segala hal, kondisi ekonomi sudah berjalan baik menuju normal tiba-tiba kasus positif meningkat inilah yang mengganggu pemulihan dari perekonomian khususnya di pusat perbelanjaan," sesalnya.

Pihaknya berharap agar pemerintah, khususnya Pemprov DKI Jakarta, bisa melakukan penegakan atas pemberlakuan atas protokol kesehatan. Dia meminta agar protokol kesehatan bisa diberlakukan dengan ketat, disiplin, dan konsisten.

"Konsisten ini penting karena kalau terjadi pembatasan-pembatasan atau penambahan pembatasan berdasarkan pengalaman yang lalu itu bisa langsung turunkan jumlah pengunjung. Seperti awal tahun ini tingkat kunjungan 10% sampai 20% saja," tuturnya.

Apa yang sudah dicapai sampai saat ini, menurut Alphonzus, bisa sia-sia jika angka positif terus naik. Karena untuk mengembalikan kondisi kunjungan kembali tinggi lagi akan sangat sulit.