Politisasi Bansos Untungkan Petahana saat Pilkada

Politisasi Bansos Untungkan Petahana saat Pilkada
Lihat Foto
WJtoday, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut adanya kemungkinan petahana melakukan politisasi bantuan sosial (bansos) saat Pilkada Serentak 9 Desember 2020 nanti.

“Apa betul bahwa di era pandemi ini kemungkinan bansos akan menguntungkan petahana? Rasanya iya,” ujarnya dalam sebuah webinar, di Surabaya, Minggu (9/8/2020).

Penyaluran bansos menguntungkan petahana karena dalam prosesnya bupati/wali kota merupakan penanggung jawab. Kendati bansos tersebut sejatinya berasal dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi hingga Kementerian Sosial.

Imbasnya, jelas Khofifah, petahana berpeluang besar ‘menunggangi’ pesan bansos dalam proses penyalurannya.

Misalnya, di Jawa Timur ada laporan bakal calon kepala daerah menyalurkan bansos berupa amplop dan bingkisan sembako dengan nama bupati hingga logo pasangan Pilkada. Menurut Khofifah, temuan laporan politisasi bansos semestinya segera direspons tanpa menunggu reaksi dari masyarakat.

Mantan Menteri Sosial ini mengaku telah mendiskusikan antisipasi praktik politisasi bansos dengan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Bawaslu Provinsi Jawa Timur. Bahkan, akan mengundang para kepala daerah, inspektorat, sekretaris daerah, hingga deputi pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mencegah penyalahgunaan bansos ini.

“Secara formal kami sudah menyurati bupati/wali kota, baik petahana maupun yang tidak ikut running. Karena sangat mungkin dia tidak running, tetapi dia punya jagoan. Sama sebelumnya jadi, kami bersurat,” tutur Khofifah.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menilai pilkada justru menjadi momentum untuk mendorong ‘mesin' pemerintah daerah bergerak dalam penanganan pencegahan Covid-19 dan dampaknya.

Pilkada, kata dia, bisa menjadi momentum bagi rakyat untuk unjuk gigi sebagai pemegang kedaulatan memilih pemimpin yang kuat.Hal ini, kata dia, akan berakibat pada calon pasangan berlomba-lomba ‘berprestasi’ dalam penanganan pencegahan Covid-19 dan dampaknya. Atau berkontribusi aktif dalam gerakan pembagian masker hingga hand sanitizer untuk melawan Covid-19.

Pasalnya, masker hingga hand sanitizer belum masif digalakkan di masyarakat. Selain itu, juga belum menjadi bagian dari gaya hidup di tengah pandemi Covid-19.

“Itu dibuatkan stiker, kemudian dibagikan dengan rakyat. Digunakan untuk pasangan calon sekian, kalau dulu menggunakan kaos, mungkin media utamanya. Nanti, kita dorong masker, hand sanitizer sebagai media utama. Masih terjadi pembagian masker, hand sanitizer, sabun, dengan dikasih nama pasangan calon dan lain sebagainya,” tutur Tito. ***