Polisi Sebut Rumah 'Angling Dharma' di Pandeglang Bukan Kerajaan

Polisi Sebut Rumah 'Angling Dharma' di Pandeglang Bukan Kerajaan
Lihat Foto

WJtoday, Pandeglang - Polisi menyebut rumah di Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten, yang bernama 'Angling Dharma' bukan kerajaan, serta dana untuk membantu warga sekitar berasal dari sumbangan pengunjung yang meminta doa.

Sebelumnya, warga Pandeglang, Iskandar Jamaludin Firdaus, mengklaim sebagai Baginda Sultan dari Kerajaan Angling Dharma. Ia diklaim rajin menyumbang dan membantu warga.

"Kapolsek Mandalawangi sudah mengkonfirmasi semua keluarganya dan mengaku bahwa yang bersangkutan (Angling Dharma) bukan kerajaan. Namun yang bersangkutan suka dengan corak-corak raja," kata Kapolres Pandeglang AKBP Belny Warlansyah, dalam keterangannya, Kamis (23/9/2021).

Dijelaskannya, berdasarkan laporan yang dia terima, pria yang sempat disebut sebagai Baginda Sultan memang kerap melakukan kegiatan sosial, membangun rumah tidak layak huni dan pondok pesantren. Uangnya, kata dia, berasal dari masyarakat yang datang ke Iskandar Jamaludin Firdaus, untuk meminta doa dan petuah.

"Dana yang digunakan untuk membangun rumah warga miskin itu berasal dari orang yang datang minta doa pada Baginda, uang itulah yang dipakai untuk kegiatan sosial," ungkap Belny.

Aki Jamil, ajudan Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus, menjelaskan Angling Dharma memiliki makna "untuk memanusiakan manusia".

"Angling Dharma itu, bukan hanya Baginda saja, tapi hidup kita juga angling, men-darma dan berbakti, men-darma kepada sang pencipta dan berbakti kepada yang diciptakannya," kata dia, Rabu (22/9).

"Semua kegiatan beliau di bidang sosial, tujuannya Baginda terutama untuk mensejahterakan masyarakat miskin, intinya memanusiakan manusia. Baginda ini sosok raja yang adil dan bijaksana di muka bumi ini, menurut saya tidak ada lagi," terangnya.

Lantaran itu, Aki Jamil mengatakan Angling Dharma bersama sang Sultan sudah membangun 35 rumah tidak layak huni, 4 pondok pesantren, hingga menyantuni kaum papa.

Uangnya, dia mengklaim, berasal dari pekerjaan sang Sultan dan bantuan dari para muridnya yang dermawan.

Soal penobatan Iskandar Jamaludin Firdaus sebagai sultan, Aki menyebut itu dilakukan secara gaib.

"Bukan keinginan baginda, bukan keinginan masyarakat, itu ada dari sananya (takdir), dzohir-nya memang ada dari sananya. Bukan sesekali menobatkan diri tapi memang bukti ada dari sananya," sebutnya.

"Waktu diangkat raja secara goib itu pada tahun 2004. Padahal sebelumnya beliau menolak bahkan ada yang masuk pun ke sini selalu diusir. Gelar beliau dari sang Khalik, baginda itu ada tapi tiada. Tugasnya memikirkan umat. Kalau di tarik ada keturunan dari kesultanan," lanjutnya.

Aki Jamil pun mengklaim Baginda Sultan memiliki kemampuan yang dalam istilah Jawa disebut sebagai 'Winarah Sadurung Wineruh', atau tahu sesuatu sebelum kejadian.

"Halaman pelataran, bangunan yang digunakan memiliki filosofi, semua mengandung arti dan makna yang sangat luar biasa. Seperti dilihat ada patung kuda dan lainnya. Bahkan bisa memprediksi apa yang akan terjadi di alam dunia. Bahkan sebelum adanya musibah, sebelum adanya corona, ada baginda sudah tahu," ujar Aki Jamil.

Pengikut kerajaan Angling Dharma akan diberi sebuah pin yang terdapat simbol bulan dan bintang, kemudian terdapat tulisan 'BBB'.

"Memiliki makna Bahagia Bersama Baginda dan Bahagia, Bersenyum Bersama," jelasnya. ***