PKS Ingatkan Pemerintah, Banyak Anak Jadi Yatim Piatu karena Covid-19

PKS Ingatkan Pemerintah, Banyak Anak Jadi Yatim Piatu karena Covid-19
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Anggota Komisi Kesehatan (IX) DPR, Netty Prasetyani, mengingatkan pemerintah pandemi Covid-19 berdampak nyata kepada anak-anak Indonesia. Pasalnya, pandemi merenggut banyak nyawa orang tua.

Hal itu disampaikan Ketua Tim Covid-19 PKS tersebut sebagai refleksi Hari Anak Nasional yang jatuh pada hari ini.

"Meningkatnya angka kematian pasien Covid-19 tentu menambah jumlah keluarga yang kehilangan ayah, ibu, bahkan keduanya. Pemerintah harus memitigasi dampaknya sejak sekarang agar tidak menjadi bom waktu di masa mendatang," kata Netty, Jumat (23/7).

Netty berpandangan, ketidakhadiran orang tua akan berdampak buruk terhadap perkembangan anak. Sehingga, Netty menilai, pemerintah harus memiliki strategi penanganan anak-anakfatherless atau motherless ini.

"Apakah sudah disiapkan proses pendampingan mereka? Apalagi selama pandemi angka perceraian juga meningkat karena alasan ekonomi," urai Wakil Ketua Fraksi PKS ini.

Istri mantan Gubernur Jabar Aher ini mengutip hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS yang menyebutkan pada 2020, persentase perceraian naik menjadi 6,4 persen dari 72,9 juta rumah tangga atau sekitar 4,7 juta pasangan.

"Anak-anak di rumah tanpa orang tua dan anak-anak belajar tanpa kehadiran guru secara fisik tentunya menjadi problem tersendiri. Apalagi, kita belum dapat mengukur tingkat optimalisasi dan efektivitas sistem pendidikan daring di masa pandemi ini," - Netty.

Atas dasar itu, Netty meminta pemerintah agar memperhatikan betul kondisi tersebut agar tidak menghambat peluang bonus demografi Indonesia menuju 2045.

Netty juga meminta pemerintah agar menyiapkan strategi perlindungan, pencegahan dan penanganan lebih spesifik terhadap anak pasien Covid-19 mengingat mereka rentan terhadap tekanan psikologis akibat kondisi tidak nyaman dalam masa perawatan atau isolasi.

“Apakah pemerintah sudah menyiapkan ruang isolasi, tenaga kesehatan dan pendampingan psikologis khusus untuk pasien anak? Bagaimana dengan ketersediaan obat-obatan, suplemen dan alkes yang sesuai dengan kondisi anak-anak,” tanya Netty.

Mengutip data Covid19.go.id, Netty menyebutkan, jumlah pasien Covid-19 usia 0-5 tahun ada sebanyak 2.9% atau sekitar 86.531 kasus dan usia 6-18 tahun sebanyak 9.9% atau sekitar 295.399 kasus.

"Kondisi ini tentu mengkhawatirkan mengingat anak-anak adalah generasi masa depan bangsa yang harus dilindungi dari serangan Covid-19, terutama varian delta yang mudah menginfeksi anak-anak," ujarnya.

Demi mencegah penularan itu, Netty meminta pemerintah segera menyiapkan program vaksinasi dengan dukungan nakes dan fasilitas yang tidak bisa disamaratakan dengan orang dewasa.

“Sebagain besar kasus anak terjadi akibat terpapar dari keluarga atau komunitas masyarakatnya. Oleh karena itu, pemerintah harus mampu memberikan edukasi dan informasi pada orang tua agar waspada terhadap paparan virus pada anak-anak mereka” tegas legislator dapil Jabar ini.***