Pertumbuhan Ekonomi Jabar Terancam Stagflasi, Apa Maksudnya?

Pertumbuhan Ekonomi Jabar Terancam Stagflasi, Apa Maksudnya?
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Seiring dengan kondisi dan situasi global terkini, pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa Barat (Jabar) terancam stagflasi. 

Adapun stagflasi merupakan kondisi dimana ekonomi mengalami pertumbuhan stagnan dan tekanan inflasi terus terjadi akibat pengaruh geopolitik global. Saat ini, stagflasi sudah mulai terjadi di beberapa negara dan dikhawatirkan akan berpengaruh pada Indonesia. 

"Potensi ekonomi di Jawa Barat pada dasarnya cukup bagus. Tapi harus diantisipasi beberapa hal yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, diantaranya potensi terjadinya stagflasi, " jelas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat Herawanto pada acara Media Update Perkembangan Ekonomi Jawa Barat, Sabtu, 10 Juli 2022.

Menurut dia, banyak faktor yang memungkinkan terjadinya stagflasi di Jawa Barat. Di antaranya adanya tekanan pangan suplai dan deman pangan dunia. 

Stagflasi dipengaruhi geopolitik perang Rusia Ukraina yang menyebabkan suplai  gandum terganggu. Apalagi negara tersebut menyuplai hampir 20 persen pasokan dunia. Sistem ekonomi Indonesia yang terbuka, memungkinkan kondisi ekonomi dunia berimbas ke Tanah Air. 

"Kami sudah berupaya menghadapi risiko stagflasi ini. Kita sudah biasa menghadapi berbagai krisis, mulai tahun 1997, 2008, 2018. Setidaknya Ini menjadi modal yang baik buat kita untuk meminimalisir terjadinya efek yang lebih besar," katanya. 

Beberapa hal yang juga akan mendorong ekonomi Jabar terus membaik adalah  kinerja ekspor diperkirakan masih terus naik, misalnya pada Mei naik 17,73 persen. Artinya manufaktur pada fase ekspansif lantaran terbukanya pasar baru di Australia dan Timur Tengah. 

Di sisi lain, pembangunan infrastruktur juga terus terjadi, misalnya pembangunan tol, kawasan industri, investasi mobil listrik, dan lainnya. 

"Kami koreksi pertumbuhan ekonomi Jabar menjadi tumbuh antara 4,6 sampai 5,4 persen, turun lebih rendah 0,3 persen dari target sebelumnya," jelas dia.***