Pemprov Jabar Gandeng PHRI Siapkan Hotel Jadi Tempat Isolasi Mandiri

Pemprov Jabar Gandeng PHRI Siapkan Hotel Jadi Tempat Isolasi Mandiri
Lihat Foto
WJtoday, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap memfasilitasi penyediaan hotel untuk menyediakan ruang untuk dokter, tenaga kesehatan, maupun tempat isolasi mandiri masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan.

Kepala Dinasi Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik mengatakan pihaknya sudah membuka komunikasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar.

Menurutnya secara prinsip, pihak PHRI menyambut positif dengan program dari pemerintah pusat ini. “Selain karena pertimbangan sisi kemanusiaan, kebijakan ini juga menjadi peluang baru agar kinerja perusahaan bisa bertahan di tengah pandemi,” katanya, Minggu (20/9/2020).

Meski ada kesiapan namun untuk realisasinya, membutuhkan persiapan yang matang. Pasalnya, ada banyak hal yang harus dipenuhi seperti persiapan penerapan standar protokol kesehatan khusus untuk perawatan.

Dedi mengaku belum bisa mengungkapkan jumlah pasti berapa hotel di Jawa Barat yang terlibat dalam program ini. Hanya saja, ada beberapa hotel sudah mengajukan penawaran kepada dinas kesehatan setempat salah satunya di Kota Bogor.

“Targetnya hotel yang berpartisipasi ini bisa merata di semua daerah. Tapi mungkin untuk saat ini fokus di zona merah. Mudah-mudahan persiapan, koordinasi dengan pengusaha hotel termasuk dinas terkait dan kementerian bisa berjalan cepat dan baik,” katanya.

Di Jawa Barat sendiri, terdapat hotel yang sempat dijadikan tempat menginap bagi para tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19, yakni Grand Preanger Hotel di Kota Bandung yang dikelola BUMD PT Jaswita.

Sejumlah hotel pun sempat disiapkan jika dibutuhkan lebih banyak tempat perawatan pasien Covid-19. Saat ini jumlah tempat tidur di ruang isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 se-Jabar sendiri mencapai 4.094. Total yang melayani pasien Covid-19 di Jabar ada 322 rumah sakit. Sedangkan keterisiannya baru 44,33% pada pekan lalu.

Di Kota Depok sendiri keterisian ruang isolasi di rumah sakit mencapai 73,08%, Kota Bekasi 67,60%, dan Kabupaten Bekasi 55,60%. Di Kabupaten Bogor keterisian ruang isolasi di rumah sakitnya mencapai 52,21%, di Kota Bogor 49,83%, sedangkan di Kota Bandung sebagai Ibukota Jabar terisi 31,52%.

Di Jabar pun terdapat sekitar 998 tempat tidur di pusat isolasi nonrumah sakit kabupaten/kota. Kemudian ada sekitar 190 tempat tidur di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jabar. Kapasitas BPSDM Jabar sendiri dapat mencapai 600 tempat tidur.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Indonesia melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan dukungan hotel kelas bintang tiga, yang dapat dimanfaatkan bagi dokter dan tenaga kesehatan (nakes) yang merawat pasien Covid-19, serta untuk tempat isolasi mandiri bagi masyarakat yang dinyatakan positif Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan.

PHRI Jabar Data Hotel untuk Isolasi Pasien Covid-19

Sejumlah hotel di wilayah Bodebek dan Bandung Raya diproyeksikan menjadi tempat isolasi pasien Covid-19. 

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar mengatakan pihaknya tengah mendata hotel yang direkomendasikan sebagai tempat isolasi mandiri. 

Menurut Herman langkah ini dilakukan usai pihaknya mendapatkan perintah terkait penyiapan tempat isolasi.

"Jadi begini, kemarin Gubernur, Pak Sekda, gugus tugas dan Kementerian telepon, pemerintah pusat sedang mencari tempat isolasi di luar dari rumah sakit yang penuh,” kata Herman, Minggu (20/9/2020).

Pihaknya mengaku langsung mendata sejumlah hotel yang berada di wilayah Bogor, Karawang dan Bekasi.

Pertemuan juga sudah digelar dengan sejumlah hotel di kawasan Bandung Raya.

"Kita sedang mendata hotel yang bersedia digunakan untuk isolasi pasien Covid-19," kata Herman.

Rencananya, Herman akan menyerahkan laporan hotel-hotel yang direkomendasikan dan bersedia untuk menjadi tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid-19.

Herman menyatakan PHRI Jabar menyambut positif upaya pemerintah ini karena bisa menghidupkan lagi sektor hotel yang tingkat huniannya terdampak.

"Ya sekarang kondisi seperti ini, kondisi rendah 10 persen. Kalau okupansi 10 persen mereka bisa mengambil sikap untuk bisa berpartisipasi di sini, jadi kan satu hotel yang dikontrak, bukan beberapa kamar, tapi satu hotel penuh. Hotel tersebut nantinya tak bisa menerima tamu dari yang lain, hanya yang Covid-19 saja," ujarnya.

Herman mengaku menyiapkan hotel untuk isolasi tidak sederhana karena ada prosedur protokol kesehatan yang harus dipenuhi para pengelola.

“Fasilitasnya nanti tak hanya kamar, tapi juga makan, cuci dan sebagainya. Itu kan harus dilatih juga layanan begitu," kata Herman.***