Paris van Java Tak Sesejuk Dulu, Pakar Ilmu Atmosfer Sebut Bandung Makin Panas

Paris van Java Tak Sesejuk Dulu, Pakar Ilmu Atmosfer Sebut Bandung Makin Panas
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Ada julukan yang sejak dulu disematkan untuk Kota Bandung, yakni Paris van Java

Julukan Paris-nya Jawa oleh Belanda bukan tanpa sebab. Pasalnya, Bandung adalah kota di Indonesia yang memiliki suhu sejuk sepanjang tahun dan latar belakang pegunungan yang menenangkan serta ladang teh hijau yang sangat memikat untuk banyak orang.

Bandung juga terletak 768 meter di atas permukaan laut.

Sebagai ibukota Jawa Barat, Bandung menjadi kota terbesar keempat di Indonesia yang kini didapuk sebagai tujuan wisata unggulan baik bagi wisatan lokal maupun asing.

Kota Bandung bahkan pernah memenangkan penghargaan kelestarian lingkungan regional pada tahun 2017 karena memiliki udara terbersih di antara kota-kota besar yang ada di ASEAN atau Asia Tenggara.

Akan tetapi, Bandung yang sekarang tidak seperti dulu.

Menurut salah satu Pakar Ilmu Atmosfer dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Zadrach L. Dupe, Bandung semakin panas.

Dupe mengatakan rata-rata suhu permukaan di Bandung dari tahun 1975 hingga 2020 telah meningkat tiga derajat Celcius, dari 22,6 derajat Celcius menjadi 25,6 derajat Celcius.

"Kenaikan suhu rata-rata yang terus berlanjut menunjukkan perubahan iklim sedang berlangsung," kata Dupe dalam sebuah seminar yang bertajuk "Bandung Hareudang" baru-baru ini seperti dikutip dari NST.

Hareudang adalah bahasa Sunda yang berarti panas.

Webinar yang mengundang Dupe ini digelar atas inisiatif dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI Bandung), AJI Indonesia, dan Google News Initiative.

Kenaikan suhu di Bandung yang terjadi selama 45 tahun terakhir tidak hanya terjadi karena pemanasan global, tetapi juga karena perkembangan pesat dan peningkatan populasi.

Ruang terbuka di Bandung turun menjadi 12 persen pada tahun 2021 dibandingkan dengan 35 persen pada tahun 1970, sebagian karena perubahan penggunaan lahan untuk pembangunan.

Jumlah penduduk Kota Bandung juga melonjak menjadi 2,44 juta orang pada tahun 2020 dari 177.659 orang pada 1940.

"Selama periode yang sama, penjulana sepeda motor dan mobil tahunan di Kota Bandung naik menjadi 108.000 unit dan 15.000 unit," kata Dupe seraya menambahkan bahwa setiap mobil dapat menghasilkan lima ton emisi karbon dioksida per tahun.

Fenomena El Nino yang berkepanjang pada 2020 juga turut menaikkan suhu di Bandung dan wilayah Indonesia lainnya.

"Selama periode yang sama, penjulana sepeda motor dan mobil tahunan di Kota Bandung naik menjadi 108.000 unit dan 15.000 unit," kata Dupe seraya menambahkan bahwa setiap mobil dapat menghasilkan lima ton emisi karbon dioksida per tahun.

Fenomena El Nino yang berkepanjang pada 2020 juga turut menaikkan suhu di Bandung dan wilayah Indonesia lainnya.

"Konservasi energi dan air, serta penghijuan lingkungan harus menjadi prioritas kita di dunia sekarang," tandas Dupe.***