Noor Inayat Khan, Intelijen Muslimah Inggris Pertama yang Dapat Gelar Pahlawan

Noor Inayat Khan, Intelijen Muslimah Inggris Pertama yang Dapat Gelar Pahlawan
Lihat Foto
WJtoday.com - Noor Inayat Khan menjadi perempuan muslim pertama yang mendapatkan plakat biru atau gelar kepahlawanan Inggris atas perannya sebagai mata-mata pada Perang Dunia II. 

Ia adalah seorang pahlawan perang muslim yang dikirim oleh tentara Inggris untuk menduduki Prancis pada 1943. Ia berperan sebagai operator rahasia sebelum akhirnya dieksekusi oleh Nazi. 

Plakat biru sendiri merupakan tanda permanen di Inggris yang dipasang di tempat umum untuk memperingati hubungan antara lokasi tersebut dengan orang atau acara terkenal. 


Dari laporan Anadolu Agency pada Sabtu (29/8), penyerahan plakat biru tersebut dilakukan oleh sebuah badan amal berbasis di Inggris, English Heritage di rumah keluarga Khan di Bloomsbury, London pada Jumat (28/8) pukul 19.00 waktu setempat.

Kehidupan Khan sendiri cukup ironis. Ia lahir di Moskow pada 1914 dari ayah India dan ibu Amerika. Keluarganya pindah ke London pada awal Perang Dunia I. 

Mereka kemudian pindah ke Prancis, tetapi pada 1940 dan kemudian melarikan diri dari pendudukan Nazi ke Cornwall di selatan Inggris. 

Dia bergabung dengan Angkatan Udara Bantu Wanita, dilatih sebagai operator radio, dan direkrut oleh Eksekutif Operasi Khusus (SOE), sebuah organisasi militer rahasia yang didirikan oleh Perdana Menteri Winston Churchill untuk melakukan spionase, sabotase dan pengintaian di Eropa yang diduduki. 

Lalu, ia dikirim sebagai operator radio perempuan pertama yang menduduki Prancis. 


Mengutip penulis biografinya, Shrabani Baru, Khan adalah sosok yang fasih berbahasa Prancis dan dikenal brilian serta mampu mengingat lokasi dengan mudah. 

"Jadi dia pergi menyamar di belakang garis musuh dan dia bekerja di sana selama tiga bulan mencari informasi penting dan mengirim informasi kembali ke London," tulis Baru. 

Khan ditangkap oleh Gestapo, polisi rahasia Nazi karena dikhianati oleh agen ganda Prancis. Dia melarikan diri sebentar dari tahanan tetapi ditangkap kembali. 

Meskipun diinterogasi di penjara Jerman, dia tidak memberikan informasi apa pun kepada para penahannya, bahkan namanya. 

Sepuluh bulan kemudian, dia dibawa ke kamp konsentrasi Dachau, di mana dia dieksekusi pada 1944. 

Khan kemudian dianugerahi George Cross atas jasanya, penghargaan tertinggi kedua di Inggris yang mengakui tindakan kepahlawanan terbesar atau keberanian paling mencolok dalam keadaan bahaya yang ekstrim. 

Sebelum dibunuh, Basu mengatakan, Khan meneriakkan "Liberte" atau kebebasan. 

"Mereka tidak bisa membunuh rohnya dan itulah yang saya ambil dari ceritanya," ujar Basu. 


Sebagai seorang sufi, kata Baru, Khan meyakini non-kekerasan dan kerukunan beragama. Namun ketika negara, yang bahkan bukan tempat kelahirannya, membutuhkannya dia tanpa ragu menyerahkan nyawa dalam perang melawan fasisme. 

"Ketika Noor Inayat Khan meninggalkan rumah ini dalam misi terakhirnya, dia tidak akan pernah bermimpi bahwa suatu hari dia akan menjadi simbol keberanian. Dia adalah mata-mata yang tidak mungkin," katanya kepada Sky News. 

“Sudah sepatutnya Noor Inayat Khan, seorang wanita asal India pertama yang dikenang dengan plakat biru. Seiring berjalannya waktu, cerita Noor akan terus menginspirasi generasi mendatang, "tambahnya.***