RENUNGAN JUMAT

Nikmat Sehat Sebagai Ujian dari Allah Mensyukuri Karunia-Nya

Nikmat Sehat Sebagai Ujian dari Allah Mensyukuri Karunia-Nya
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Hidup sehat adalah harapan setiap orang. Apalagi, dalam situasi saat ini yang masih diliputi wabah Covid-19 yang belum reda. Apa pun akan dilakukan agar dirinya tidak sakit. 

Misalnya, dengan mengonsumsi makanan sehat, berolahraga, atau meminum vitamin, serta menjalankan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas.

Islam merupakan satu-satunya agama yang memberikan perhatian utama terhadap kesehatan manusia. Setiap Muslim wajib secara agama menjaga kesehatannya dan menyeimbangkannya dengan kebutuhan rohaninya.

Nabi bersabda, “Mohonlah kepada Allah kesehatan. Sesungguhnya karunia yang lebih baik sesudah keimanan adalah kesehatan.” (HR Ibnu Majah).

Dalam kondisi sehat, seseorang bisa beraktivitas dengan optimal. Pikirannya juga akan bekerja dengan baik dan penuh konsentrasi. Bandingkan dengan orang yang sakit.

Dalam hadis lain disebutkan bahwa setiap kali ada orang yang masuk Islam, Nabi selalu mengajarkan doa kepadanya yang, antara lain, berisi permohonan akan kesehatan. 

Thariq bin Asyyam meriwayatkan: “Seseorang apabila masuk Islam, maka Nabi mengajarkan shalat padanya, kemudian orang itu diperintahkan supaya berdoa dengan kalimat-kalimat ini, ‘Ya Allah, berikanlah kepadaku ampunan, rahmat, petunjuk, kesehatan dan rezeki.'” (HR Muslim).

Dalam riwayat lain, Thariq pernah mendengar Nabi yang ketika didatangi oleh seorang lelaki, lalu ia bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimanakah yang harus aku ucapkan di waktu aku akan memohonkan sesuatu pada Tuhanku?” Beliau menjawab, “Ucapkan doa, ‘Ya Allah, berikanlah pengampunan padaku, kerahmatan, kesehatan dan rezeki’, sebab doa ini dapat menghimpun segala kepentinganmu dalam urusan dunia dan akhiratmu.” (HR Muslim).

Nabi pun berdoa memohon kesehatan untuk diri beliau sendiri selain permohonan lainnya. Ibnu Umar mengatakan, “Sebagian dari doa Rasulullah ialah, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan pada-Mu dari lenyapnya kenikmatan-Mu, dari bergantinya kesehatan dari-Mu, dari tibanya siksa-Mu yang datang mendadak, dan dari segala macam kemurkaan-Mu.'” (HR Muslim). 

Namun, manusia perlu ingat bahwa kesehatan perlu disyukuri dengan memanfaatkannya untuk kebaikan. Sering kali manusia lalai saat sehat, seperti diingatkan Nabi, “Ada dua kenikmatan yang membuat banyak orang teperdaya, yakni nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR al-Bukhari).

Jangan sampai kesehatan justru dimanfaatkan untuk melakukan sesuatu yang sia-sia dan tak ada manfaatnya, karena itu berarti tidak mensyukuri nikmat.  Dalam hadis lain ditegaskan bahwa anugerah kesehatan ini akan menjadi pertanyaan pertama yang dilontarkan di akhirat.

Nabi bersabda, “Sesungguhnya kenikmatan dari Allah yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba kelak pada hari kiamat ialah, ‘Bukankah telah Kami berikan kesehatan pada tubuhmu dan Kami berikan air minum yang sejuk?’” (HR at-Tirmidzi).

Islam melarang berbagai tindakan yang membahayakan fisik/badan atas nama pendekatan keagamaan sekalipun sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT.

"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu dalam kerusakan." (QS. Al-Baqarah: 195).  dan "Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Mahapenyayang kepadamu." (QS. An-Nisaa': 29).

Sehat termasuk salah satu nikmat paling besar. Apa pun yang kita miliki di dunia tak akan bisa dinikmati jika sakit.  Di masa pandemi sekarang ini, nikmat sehat menjadi hal yang mahal harganya, kita perlu mensyukuri nikmat sehat dengan sebaik-baiknya.

Sehat menjadi mahal ketika telah berubah menjadi sakit. Untuk sembuh dari Covid-19, ada pasien yang harus berobat hingga Rp 400 juta. Untuk sembuh dari sakit jantung, ada yang harus operasi miliaran.

Dan ketika kita sedang sakit, betapa Allah mengingatkan kita nikmat sehat yang sering kita lupakan, yang seharusnya kita pergunakan dengan sebaik-baiknya. 

Ketika kita sedang sehat, Allah mungkin sedang menguji kita. Ingatlah selalu karunia-karunia Allah yang tak terhitung banyaknya. Pergunakanlah dengan sebaik-baiknya sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada Sang Maha Pemberi Sehat.   ***
(Pam: dari berbagai sumber)