Ngabuburit, Budaya Masyarakat Sunda Menunggu Waktu Berbuka Puasa

Ngabuburit, Budaya Masyarakat Sunda Menunggu Waktu Berbuka Puasa
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Setiap bulan Ramadan, tentunya semua orang tidak asing mendengar kata 'Ngabuburit' yakni kegiatan berkumpul bersama menantikan waktu berbuka puasa.

Ngabuburit biasanya diisi dengan kegiatan yang beragam seperti membaca Al-Quran, berburu takjil di jalanan, berkumpul bersama keluarga dan teman, serta ada pula yang mengisinya dengan bermain game.

Namun, bagaimana sebenarnya asal-usul ngabuburit tersebut?

Dikutip dari Wikipedia, Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS) menyebut bahwa ngabuburit berasal dari bahasa sunda dari 'ngalantung ngadagaon burit' yang artinya bersantai-santai sambil menunggu waktu sore.

Kata 'burit' sendiri memiliki arti sore, yang mana waktu ini biasanya antara selesai shalat ashar hingga sebelum terbenamnya matahari.

Budaya ngabuburit sendiri sudah muncul sejak lama, dikatakan telah ada sejak kebudayaan Islam telah memasuki tanah Pasundan tersebut. Anak-anak zaman dahulu biasanya mengisi waktu ngabuburit dengan bermain permainan tradisional Jawa Barat seperti bebeledugan atau meriam bambu.

Hingga akhirnya, seiring berkembangan zaman dan juga cepatnya arus informasi yang membuat istilah ngabuburit ini semakin dikenal oleh masyarakat luas.

Tak hanya masyarakat Jawa Barat, masyarakat Sumatera dan daerah lainnya kini juga telah mengenal dan mempraktikan budaya ngabuburit tersendiri dengan cara mereka masing-masing.***