Negara-negara Barat Mulai Setop Impor Minyak dari Rusia, Ini Balasan Putin

Negara-negara Barat Mulai Setop Impor Minyak dari Rusia, Ini Balasan Putin
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Amerika Serikat (AS) melarang impor minyak Rusia ketika warga sipil melarikan diri dari kota-kota Ukraina yang terkepung. Presiden AS, Joe Biden menggembar-gemborkan embargo AS sebagai pukulan pada sektor utama ekonomi Rusia yang menargetkan sumber pendapatan paling penting Presiden Vladimir Putin. Dia juga berjanji Ukraina tidak akan pernah menjadi kemenangan bagi Putin.

Saat invasi mendekati minggu ketiga, Inggris mengatakan akan mulai mengurangi impor minyak Rusia pada akhir tahun. Sementara raksasa minyak BP dan Shell mengumumkan penghentian segera pembelian minyak dan gas Rusia.

Serangan Barat terbaru pada ekonomi Rusia itu terjadi ketika PBB mengatakan lebih dari dua juta warga sipil telah membanjiri perbatasan Ukraina untuk melarikan diri dari kota-kota yang hancur oleh penembakan dan serangan udara.

Harga minyak mentah melonjak pada Selasa ketika Amerika Serikat melarang impor energi Rusia, sementara harga nikel meroket ke rekor tertinggi di tengah kekhawatiran pasokan Rusia.

Sementara tetap di bawah puncak pada Senin di $139,13 per barel, Brent melonjak 4,7% menjadi $128,06, di bawah titik tertinggi hari itu. Kontrak utama AS, WTI, naik 4,1% menjadi $124,36.

Negara-negara Uni Eropa, yang menerima sekitar 40% dari impor gas mereka dan seperempat minyak mereka dari Rusia, malah memilih untuk memangkas impor gas Rusia mereka hingga dua pertiga.

Vladimir Putin Tandatangani Dekrit Larangan Ekspor-Impor

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan untuk membatasi atau melarang impor dan ekspor produk dan bahan mentah tertentu dari Rusia pada tahun 2022 dengan daftar produk yang akan ditentukan oleh pemerintah, menurut dekrit yang ditandatangani tentang langkah-langkah ekonomi asing khusus, yang bertujuan untuk memastikan keamanan Rusia.

Ini diambil setelah sebelumnya Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan pelarangan impor minyak dan gas dari Rusia, kendati itu akan berdampak pada kenaikan harga bahan bakar di dalam negerinya.

"Pastikan penerapan langkah-langkah ekonomi khusus berikut hingga 31 Desember 2022: larangan ekspor dan impor produk dan/atau bahan mentah sesuai dengan daftar yang akan ditentukan oleh pemerintah Federasi Rusia," kata dokumen itu, menambahkan bahwa daftar akan menentukan barang, yang ekspor dan impornya akan dibatasi, melansir TASS 9 Maret.

Pemerintah harus menentukan daftar negara bagian yang akan dicakup oleh keputusan ini dalam waktu dua minggu. Pembatasan ini tidak akan mencakup produk atau bahan baku yang diangkut oleh warga negara untuk kebutuhan pribadi mereka.

Selanjutnya, kabinet akan diizinkan untuk menetapkan kekhususan pelaksanaan langkah-langkah ini terhadap produk tertentu atau orang atau perusahaan tertentu.

Langkah-langkah baru sedang diperkenalkan di samping langkah-langkah yang digariskan dalam keputusan presiden sebelumnya. Sebelumnya, Rusia memberlakukan langkah-langkah ekonomi khusus sebagai tanggapan atas tindakan tidak bersahabat AS dan negara-negara lain serta organisasi internasional, serta langkah-langkah ekonomi sementara yang bertujuan untuk memastikan stabilitas keuangan Rusia.

Untuk diketahui, dekrit baru telah ditandatangani untuk memastikan keamanan Rusia dan operasi industri yang tidak terganggu. Keputusan tersebut mulai berlaku sejak saat publikasi resmi.***