NATO Tanggapi Keputusan Zelensky yang Tak Tertarik Lagi Gabung Aliansi

NATO Tanggapi Keputusan Zelensky yang Tak Tertarik Lagi Gabung Aliansi
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengaku kehilangan minat bergabung ke NATO. Keinginan Ukraina masuk ke NATO menjadi salah satu alasan Rusia menyerang tetangganya yang pro-Barat ini.

Sekjen NATO Jens Stoltenberg menghormati segala keputusan yang diambil Ukraina.

"Kami menghormati keputusan Ukraina, terlepas dari apakah mereka mengajukan atau tidak mengajukan keanggotaan. Ini adalah keputusan Ukraina yang berdaulat," kata Stoltenberg kepada AFP dalam sebuah wawancara di sela-sela forum diplomasi Ukraina-Rusia di Antalya, Turki, Jumat (11/3) waktu setempat.

Ia mengatakan, segala keputusan terserah pada Kiev. 

"Ukrainalah yang memutuskan apakah mereka bercita-cita menjadi anggota atau tidak. Dan kemudian pada akhirnya, 30 sekutu akan memutuskan masalah keanggotaan," ujarnya.

Yang jelas, kata Stoltenberg, NATO tidak membenarkan cara Rusia yang mengancam keinginan Ukraina yang merupakan sebuah negara berdaulat dalam politik luar negerinya.

"Masalahnya adalah Rusia tidak menghormati kedaulatan itu. Mereka menggunakan kekuatan militer melawan negara berdaulat yang merdeka karena mereka tidak menyukai keputusan mereka di bawah jalan yang telah mereka pilih," terangnya.

Oleh karena itu, Stoltenberg mendesak Rusia segera mengakhiri invasi . "Yang paling penting adalah Presiden (Vladimir) Putin harus mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini," tegasnya.

"Mundurkan semua kekuatannya dan terlibat dengan itikad baik dalam upaya politik diplomatik untuk menemukan solusi politik," pungkas Stoltenberg.

Baca Juga : Zelensky: Kami Tidak Lagi Tertarik Bergabung dengan NATO

Dalam wawancara saluran televisi AS, ABC News, 8 Maret lalu,Zelensky tak lagi berminat bergabung ke NATO. Ia menilai, NATO tidak siap menerima Ukraina untuk bergabung. Bagi Zelensky, aliansi itu ketakutan menghadapi tekanan yang diberikan Moskow.

"Mengenai NATO, saya kehilangan minat dalam masalah ini setelah kami menyadari bahwa NATO tidak siap untuk menerima Ukraina," ujar Zelensky. Aliansi takut akan hal-hal yang kontradiktif dan konfrontasi dengan Federasi Rusia," jelas Zelensky.

NATO Tak Ingin Konflik Ukraina Meluas Jadi Perang Antara NATO dan Rusia

NATO tak akan membiarkan invasi Rusia ke Ukraina meluas ke konflik terbuka antara aliansi dan Moskow. Hal ini disampaikan langsung Sekjen NATO Jens Stoltenberg menyusul penolakan pihaknya atas permintaan Ukraina untuk memberi perlindungan udara terhadap serangan Rusia.

Menurutnya, permintaan Kiev agar NATO memberi zona larangan terbang kepada Rusia bisa memicu perang secara penuh antara NATO dan Rusia, serta menyebabkan "lebih banyak penderitaan, lebih banyak kematian dan kehancuran".

"Kami memiliki tanggung jawab untuk mencegah konflik ini meningkat di luar perbatasan Ukraina menjadi perang penuh antara Rusia dan NATO," kata Stoltenberg kepada AFP dalam sebuah wawancara di sela-sela forum diplomasi Ukraina-Rusia di Antalya, Turki, Jumat (11/3) waktu setempat.

Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam NATO karena mengesampingkan zona larangan terbang di negaranya dengan mengatakan aliansi militer Barat tahu kemungkinan agresi Rusia lebih lanjut. Zelensky menuding NATO memberi lampu hijau Rusia untuk terus melakukan serangan.

Stoltenberg mengatakan, pemberian zona larangan terbang di atas Ukraina artinya NATO harus menghancurkan sistem pertahanan udara Rusia tidak hanya di Ukraina, tetapi juga di sekitar Belarus dan Rusia.

"Itu berarti kita harus siap menembak jatuh pesawat Rusia karena zona larangan terbang bukan hanya sesuatu yang anda nyatakan, harus anda terapkan," jelasnya.

“Mengetahui bahwa serangan dan korban baru tidak dapat dihindari, NATO dengan sengaja memutuskan untuk tidak menutup langit di atas Ukraina,” imbuhnya.

Stoltenberg mengatakan, pelatihan puluhan ribu tentara Ukraina oleh negara-negara anggota NATO dalam beberapa tahun terakhir, serta pasokan peralatan militer, telah terbukti "sangat penting (bagi pasukan Ukraina) dalam perang melawan invasi pasukan Rusia".

Namun dia menegaskan, Rusia harus menghentikan invasi di Ukraina. "Yang paling penting adalah Presiden (Vladimir) Putin harus mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini," tegasnya.

"Mundurkan semua kekuatannya dan terlibat dengan itikad baik dalam upaya politik diplomatik untuk menemukan solusi politik," kata Stoltenberg.***