Meski Ada PSBB, Disperindag Jabar Pastikan Stok Bahan Pokok Aman

Meski Ada PSBB, Disperindag Jabar Pastikan Stok Bahan Pokok Aman
Lihat Foto
WJtoday, Bandung - Meski ada penerapan  Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Bodebek, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat (Jabar) M. Arifin Soendjayana memastikan ketersediaan bahan pokok di Jabar masih aman terkendali.

Arifin memastikan jika pasar dan toko penjual bahan pokok lainnya tetap buka untuk memenuhi kebutuhan warga. Namun menurutnya setiap pasar dan toko-toko penjual bahan sembako untuk tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19.

"Masyarakat tetap tenang, jangan panic buying, karena kebutuhan sembako masih aman terjaga. Sehingga belilah kebutuhan sembako ini sesuai dengan kebutuhan, tapi jangan sesuai keinginan jadi seperlunya saja," ucap Arifin, Rabu (15/4/2020).

Meski ada PSBB, Arifin mengatakan distribusi pasokan bahan pokok akan tetap diizinkan melintas. Dengan demikian, stok bahan pokok di Jabar pastikan aman.

"Tetap diizinkan melintas, maka di Jabar aman," tegasnya.

Selain itu menurut Arifin, kini hampir semua pasar tradisional dan pasar modern di Jawa Barat sudah menyediakan tempat cuci tangan. Selain itu, warga yang berbelanja pun diwajibkan menggunakan masker.

"Jadi insya Allah akan tetap terjaga supaya tidak menyebar virus ini," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPW Asosiasi Pengurus Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jabar Nandang Sudrajat mengatakan telah memerintahkan pengurus di Kabupaten/ Kota untuk memetakan setiap pasar.

"Karena tidak bisa sembarangan (pasar) sanggup, harus lihat data yang menerima bantuan (pangan) dan lihat berapa ketersediaan di pasar agar masyarakat penerima manfaat bisa dapat semua (bantuan pangan)," jelasnya.

Ia menjelaskan ada sekitar 10 ribu pedagang pasar se-Jabar yang ditunjuk untuk terlibat dalam program bansos Pempriv Jabar, dari total 200 ribu lebih pedagang.

"Kalau pedagang kecil atau ritel tidak mungkin (kerja sama), karena mereka justru terdampak dan akan menerima bantuan," paparnya.

Pihaknya menuturkan pedagang pasar juga sebetulnya terdampak. Menurutnya saat ini transaksi sudah menurun hingga 80 persen.

"Dengan kerja sama ini, kami berterima kasih karena uang tidak lari ke luar, berputar di Jabar," katanya.

Menurutnya bansos tersebut merupakan dua dari lima skema Jaring Pengaman Sosial (JPS) di Jabar. Selain itu ia menjelaskan terdapat JPS berupa kegiatan padat karya tunai.

"kegiatan percepatan pencairan Bantuan Pendidikan Menengah Umum (BPMU) sekolah menengah swasta dan pencairan bantuan iuran jaminan kesehatan, serta bantuan pada keluarga yang anggotanya terindikasi ODP, PDP, dan terinfeksi COVID-19," ungkapnya.

Ia menambahkan total dari refocusing dan realokasi APBD serta tambahan dari APBN, Pemda Provinsi Jabar telah menyiapkan sekitar Rp16,36 triliun untuk anggaran program JPS tahun 2020.

"Itu dilakukan dalam rangka penanganan, pencegahan, dan penanggulangan dampak COVID-19 di provinsi dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa ini," tandasnya. ***