Menteri Sudah Klarifikasi,Polemik Kemenag Hadiah untuk NU Minta Disudahi

Menteri Sudah Klarifikasi,Polemik Kemenag Hadiah untuk NU Minta Disudahi
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi meminta polemik pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas tentang Kementerian Agama (Kemenag) hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU) disudahi. Menurut Zainut, polemik perihal Kemenag hadiah negara untuk NU lebih baik disudahi setelah Menag Yaqut mengklarifikasi pernyataanya tersebut.

"Saya kira penjelasan itu bisa dipahami. Penjelasan sudah disampaikan, dan pro kontra semestinya disudahi," kata Zainut dalam keterangannya, Selasa (26/10).

Zainut mengajak semua pihak menahan diri dengan tidak mengeluarkan statemen yang justru dapat menimbulkan situasi yang semakin panas, apalagi menarik ke masalah tersebut ke dalam isu SARA. Dia meminta semua pihak menahan diri dan salurkan energi bersama untuk bersinergi dalam memajukan bangsa.

"Saya mengajak dengan sepenuh hati agar kita semuanya lebih mengedepankan semangat persaudaraan, kerukunan dan menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat meretakkan bangunan kebangsaan kita," kata Zainut.

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) adalah milik semua agama. Dia mengatakan Kemenag didirikan sebagai bentuk kehadiran memfasilitasi kepentingan umat beragama.

"Kemenag milik semua agama dan harus memfasilitasi semua agama," tegas Yaqut dikutip dari siaran persnya, Selasa (26/10).

Menurut dia, Indonesia bukanlah negara agama, bukan pula negara sekuler. Namun, Indonesia adalah negara berdasarkan Pancasila yang masyarakatnya sangat menjunjung nilai-nilai agama.

"Maka, kehadiran Kemenag logis, sebagai bentuk fasilitasi negara terhadap umat beragama untuk menjalankan ajaran agamanya," ujar dia.

Yaqut juga memastikan bahwa Kemenag tidak diperuntukkan hanya untuk satu ormas keagamaan. Hal ini dibuktikan dengan Kementerian Agama yang memberikan afirmasi kepada semua agama dan ormas keagamaan.

"Semuanya diberikan hak secara proporsional. Agama tidak hanya Islam, ormas juga tidak hanya NU saja," jelas Yaqut.

Dia menjelaskan bahwa Kementerian Agama ada 11 satuan kerja setingkat Eselon I. Salah satunya, Ditjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) yang memfasilitasi umat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.

Selain itu, ada juga Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu. Untuk Pejabat Eselon I yang beragama Islam juga merepresentasikan sejumlah ormas, baik NU, Muhammadiyah, termasuk juga profesional.

"Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, itu kader Muhammadiyah. Ada juga Irjen Kemenag dari kalangan profesional," tuturnya.

"Jadi, Kemenag itu memfasilitasi semua agama dan ormas keagamaan," sambung Yaqut.

Sebelumnya, pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut bahwa Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah negara bagi Nahdlatul Ulama (NU) banyak menuai komentar. Kendati Yaqut telah mengklarifikasi pernyataannya itu karena berada dalam forum internal keluarga besar NU dengan maksud memotivasi para santri dan pesantren.

Yaqut mengatakan bahwa pernyataannya itu guna membakar semangat serta memberikan motivasi dalam sebuah forum internal. Dia mengaku, pernyataan itu diharapkan tidak sampai keluar ke publik demi menghindari perdebatan.

"Itu saya sampaikan di forum internal. Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal," kata Menag Yaqut Cholil Qoumas di Solo, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima, Senin (25/10).

Dia menilai, membakar semangat itu wajar dan memberikan motivasi adalah hal yang wajar dalam sebuah forum internal. Yaqut mengaku, pernyataan itu diharapkan tidak sampai keluar ke publik demi menghindari perdebatan.

"Itu forum internal, konteksnya untuk menyemangati, lalu digoreng ke publik," sambung Yaqut.***