Mensos Gandeng Mahasiswa Perbaiki Data untuk Maksimalkan Program Bansos

Mensos Gandeng Mahasiswa Perbaiki Data untuk Maksimalkan Program Bansos
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Mendikbudristek), Nadiem Makarim bekerja sama untuk memaksimalkan program bantuan sosial.

Risma menggandeng mahasiswa yang ikut dalam program Kampus Merdeka untuk memperbaiki Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Ide itu dijelaskan Risma dalam dalam webinar "Peluncuran Program Kampus Merdeka Pejuang Muda.".

"Sebetulnya maksudnya itu saya mau minta izin ke Pak Mendikbud untuk mengajak perguruan tinggi ikut bergabung dalam program perbaikan data ini, tapi yang terjadi kemudian ternyata ada program Kampus Merdeka," kata Risma dalam keterangan tertulis, yang dikutip pada Sabtu (18/9/2021).

Dia menjelaskan, ide ini berawal dari banyaknya keluhan data kemiskinan yang ada di Kemensos, kemudian Risma meminta izin kepada Nadiem untuk melibatkan perguruan tinggi untuk bergabung dalam memperbaiki data DTKS.

Setelah berkoordinasi dengan Nadiem, tercetus ide program Kampus Merdeka Pejuang Muda. Dalam program ini, para mahasiswa mendapat kuliah 21 SKS dengan program tertentu. Juga mendapat fasilitas untuk bereksperimen dalam lapangan.

Risma menjelaskan, akan ada empat kategori yang dibuka untuk mahasiswa dalam program tersebut. Pertama, ada pengembangan program bantuan sosial. 

Dalam kategori ini, mahasiswa dituntut untuk menganalisa, mencari tahu, hingga memecahkan persoalan terkait masalah-masalah dalam penyaluran bansos.

Dengan kata lain, mahasiswa menjadi pemantau kualitas data DTKS yang digunakan dalam program bansos. 

"Nah, ini maka mahasiswa akan bisa menganalisa itu apakah data yang kita sampaikan ini sudah tepat atau belum, artinya, di sini mahasiswa sebagai penjaga quality insurance-nya," sebut Risma.

Kedua, kategori pemberdayaan fakir miskin dan lansia. Risma berharap dengan program sederhana ini, bisa mengentas kemiskinan di Indonesia. Ketiga, kategori kampanye pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan. Tema ini dipilih sebab masih ditemukan penerima bansos yang tidak menggunakan bantuan tunai untuk menopang kesehatannya.

"Ada yang menyampaikan, bagaimana bisa sejahtera kalau uangnya dibelikan rokok, nah pola-pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan ini perlu kita lakukan," ujar Risma.

Selanjutnya, kategori fasilitas dan kepentingan umum. Kategori ini ditujukan untuk meningkatkan fasilitas umum di daerah terpencil. Misal pembangunan perpustakaan atau balai desa untuk pendidikan juga. Mahasiswa dalam kategori ini diharapkan dapat membangun fasilitas umum dengan memberdayakan masyarakat setempat.

Program ini terbuka untuk mahasiswa yang menempuh pendidikan minimal semester 5 dengan IPK minimal 2,75 dari seluruh pendidikan tinggi di Indonesia. Kemensos juga menjamin akan memberikan dana akomodasi, perencanaan proyek dan operasional.  ***