Menjemput Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan, Laylatul Qadr

Menjemput Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan, Laylatul Qadr
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Mendekati 10 hari terakhir, umat muslim semakin khusuk menjalankan ibadah puasa dan meningkatkan amal shaleh. Di malam-malam 10 hari terakhir ramadan, diyakini adanya malam al Qadr atau laylatul Qadr. 

Semua muslim, berlomba-lomba mendekatkan diri kepada Allah. Yang teristimewa tentu saja puasa wajib dan salat malam yang hanya dilakukan di bulan ramadan, yaitu salat tarawih. 

Di samping meningkatkan kualitas shalat wajib 5 waktu, berpuasa Ramadan dan shalat tarawih, tadarus al Qur'an juga menghiasi malam-malam ramadan. 

Di 10 terakhir malam ramadan, seluruh umat  melaksanakan amalan-amalan untuk menjemput kemuliaan dan  keagungan malam al Qadr. 

Ramadan diberikan khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW yang di dalamnya terdapat malam laylatul qadr, yang ketika seseorang berada di dalamnya dalam keadaan sedang beribadah, maka amalnya akan dilipatgandakan lebih dari 1000 bulan.

Secara umum, tanda-tanda Lailatul Qadr tidak diberikan oleh Allah Jalla Jalaluhu secara tepat. Hanya saja Rasulullah SAW menggarisbawahi bahwa saat malam Laylatul Qadr kurang lebih tandanya ialah malam terlihat jernih, dan keesokannya matahari tidak muncul dengan cahayanya yang jelas.

Allah Jalla Jalaluhu sengaja tidak dijelaskan secara detail kapan waktu datangnya, karena supaya kita terus semangat di setiap malam Ramadan, yang terpenting jelasnya kita perlu yakin bahwasannya malam Lailatul Qadr terdapat di bulan Ramadan. Allah Jalla Jalaluhu berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 185,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ

Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an,..." (QS. Al-Baqarah/2: 185)

Tanda-tanda lain diisyaratkan di dalam Al-Qur'an, Allah Jalla Jalaluhu berfirman di dalam Al-Qur'an surat Al-Qadr ayat 4,

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ

Artinya: "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr/97: 4 dan 5)

Bahwa ketika pada malam Laylatul Qadr, mau mencari rahmat, ampunan, kemuliaan, keselamatan dari Allah Jalla Jalaluhu di dunia dan akhirat, itu akan bergetar pada malam harinya, dia akan lebih bersemangat dalam beribadah. Ketika malam Laylatul Qadr tersebut, orang-orang yang mencari rahmat Allah Jalla Jalaluhu otomatis bergetar hatinya dan ingin bermunajat kepada Allah Jalla Jalaluhu, ingin memperbanyak ibadah, mementingkan akhirat lebih daripada dunia.

Oleh karenanya istri Baginda Nabi Muhammad SAW Sayyidah Aisyah RA, bertanya kepada Rasulullah, "Seandainya saya merasa malam itu malam Laylatul Qadr, doa apa yang harus aku panjatkan?" Maka Rasulullah SAW bersabda kepada Sayyidah Aisyah RA, Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–)." (HR. Tirmidzi)

Doa di atas singkat namun padat. Kita jadi mengetahui bahwasannya Laylatul Qadr adalah malam perenungan. Pada malam-malam terakhir di bulan Ramadhan khususnya di malam ganjil, berdoalah, barangkali malam itu adalah malam Laylatul Qadr.

Perbanyaklah doa tersebut, setelah kita berpikir bahwasanya doa yang dianjurkan Rasulullah SAW adalah permohonan yang mendalam, sejenak kita berpikir tentang dosa yang terjadi di masa lalu, dulu sering bermaksiat, sungguh aku takut kalau tiba ajal memanggilku, datang malaikat pencabut nyawa kepadaku, maka ya Allah Jalla Jalaluhu, ampunilah segala dosaku, ampunilah masa lalu kami, kami takut saat Izrail datang kami sedang dalam keadaan lalai dan sedang jauh dari-Mu.

Doa yang dirisalahkan Nabi Muhammad SAW, membuat kita menyadari bahwasanya kita patut berserah kepada-Nya. Jangan berbangga dengan kegiatan yang diisi dengan ngobrol, bergunjing. Rasulullah SAW mengajak kita untuk shalat tarawih yang tidak ada di bulan-bulan lainnya.

Ketika berada di penghujung Ramadan, marilah kita bertafakur, beribadah di masjid. Oleh karenanya Sayyidah Aisyah RA mengatakan,

عن عائشة رضي الله عنها قالت كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر شد مئزره وأحيا ليله وأيقظ أهله

Artinya: Dari Aisyah radhiallahu anhu, dikatakannya, “Nabi SAW ketika memasuki sepuluh hari terakhir ‘mengencangkan gamisnya’, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR al-Bukhari).

Pada Ramadan khususnya 10 malam terakhir, Rasulullah SAW seolah-olah tidak mengenal istrinya dan begitu pula istri Rasulullah SAW. Artinya, semuanya bertafakur, berdoa dan memohon kepada Allah Jalla Jalaluhu. Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni.

Doa yang dianjurkan Rasulullah SAW adalah doa untuk bertafakur. Kita kurang banyak bertafakur. Jadi marilah di malam-malam akhir Ramadhan yang berlimpah kemuliaan, kita meminta kepada Allah Jalla Jalaluhu agar mengampuni dosa-dosa ibu bapak, dalam kesempatan ini semoga Allah SWT senantiasa memuliakan kedua orangtua kami,  diberikan kesehatan dan kelembutan hati agar senantiasa beribadah kepada-Mu.

Dalam masa tuanya, berikanlah kami kesempatan untuk menjaga dan memuliakan kedua orangtua kami ya Allah Jalla Jalaluhu. ***