Menggapai Ketenangan Jiwa

Menggapai Ketenangan Jiwa
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - MANUSIA  tidak pernah lepas dari masalah, dari persoalan hidup dan kehidupan. Bahkan, manusia seringkali berhadapan dengan masalah yang dirasakan terlampau berat. 

Akibatnya timbul rasa gelisah, kecemasan, ketakutan dan ketidaktenangan, bahkan tidak sedikit manusia yang akhirnya kalap sehingga melakukan tindakan-tindakan yang semula dianggap tidak mungkin dilakukannya.

Oleh karena itu, ketenangan dan kedamaian jiwa sangat diperlukan dalam kehidupan, apalagi kehidupan sekarang yang terasa kian berat. Dengan jiwa yang tenang kehidupan ini dapat dijalani secara teratur dan benar sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya.

Untuk bisa menggapai ketenangan jiwa, secara tersurat, Al-Qur’an menyebutkan beberapa kiat praktis, yaitu: Dzikrullah; yakin akan pertolongan Allah; memperhatikan bukti kekuasaan Allah; bersyukur; dan membaca Al-Quran.

Dzikrullah — zikir kepada Allah SWT– yang merupakan kiat pertama untuk menggapai ketenangan jiwa. Dzikir dalam arti selalu ingat kepada Allah dengan menghadirkan nama-Nya di dalam hati dan menyebut nama-Nya dalam berbagai kesempatan. Bila seseorang menyebut nama Allah, maka ketenangan jiwa akan diperolehnya. Seperti firman Allah: 

"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram." (QS-13:28).

Kedua, yakin akan pertolongan Allah: Agar hati tetap tenang dalam menjalani kehidupan yang sesulit apapun, seorang muslim harus yakin dengan adanya pertolongan Allah. Firman Allah: 

"Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS-3:126).

Ketiga, memperhatikan bukti kekuasaan Allah: Kecemasan dan ketidaktenangan jiwa adalah karena manusia seringkali terlalu merasa yakin dengan kemampuan dirinya, akibatnya kalau ternyata dia merasakan kelemahan pada dirinya, dia menjadi takut dan tidak tenang. 

Tapi, dengan selalu memperhatikan bukti-bukti kekuasaan Allah, akan membuat hati menjadi tentram. Hal ini akan disadari betapa besarnya kekuasaan Allah yang tidak perlu dicemasi, tapi untuk dikagumi.

Keempat, bersyukur: Allah SWT memberikan kenikmatan kepada kita dalam jumlah yang amat banyak. Kenikmatan itu harus kita syukuri karena dengan bersyukur kepada Allah akan membuat hati menjadi tenang. Hal ini karena dengan bersyukur, kenikmatan itu akan bertambah seperti yang dijanjikan Allah. Sebaliknya, jika tidak bersyukur, Allah akan memberikan siksa yang pedih.

Dan kelima, membaca Al-Quran: Al-Qur’an adalah kitab yang berisi sebaik-baik perkataan, diturunkan pada bulan suci Ramadhan yang penuh dengan keberkahan. Karenanya, orang yang membaca (tilawah), mendengar bacaan (tasmi’) dan mengkaji (tadabbur) ayat-ayat suci Al-Qur’an niscaya hatinya menjadi tenang.

Dengan berbekal jiwa yang tenang itulah, seorang muslim akan mampu menjalani kehidupannya secara baik. Sebab, baik dan tidak sesuatu seringkali berpangkal dari persoalan mental atau jiwa. 

Karena itu, Allah SWT memanggil orang yang jiwanya tenang untuk masuk ke dalam syurga-Nya. Seperti dalam firman-Nya: 

"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam syurga-Ku." (QS-89:27-30).  ***