Lindungi Warganya dari Polusi Asap, Pemerintah India Tutup Sekolah

Lindungi Warganya dari Polusi Asap, Pemerintah India Tutup Sekolah
Lihat Foto

WJtoday, India - Pemerintah India memutuskan untuk menutup sekolah di New Delhi selama sepekan dan berencana menerapkan lockdown untuk melindungi warganya dari polusi asap yang kian parah beberapa hari belakangan.

"Sekolah akan ditutup agar anak-anak tak harus menghirup udara berpolusi," ujar Menteri Kepala New Delhi, Arvind Kejriwal, Sabtu (13/11).

AFP melaporkan bahwa saat ini New Delhi menempati posisi pertama sebagai kota paling berpolusi di dunia akibat kegiatan pabrik, emisi kendaraan, hingga kebakaran lahan.

Belakangan, polusi di New Delhi kian parah sampai-sampai Mahkamah Agung merekomendasikan penerapan lockdown di ibu kota tersebut pada Sabtu.

"Jika tidak, bagaimana kita bisa hidup?" kata kepala hakim MA India, NV Ramana.

Kejriwal mengatakan bahwa pemerintah New Delhi akan mempertimbangkan rekomendasi MA setelah berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan.

"Lockdown polusi tak pernah terjadi sebelumnya. Ini merupakan langkah ekstrem," ucap Kejriwal.

Meski demikian, Kejriwal memastikan bahwa aktivitas konstruksi akan dihentikan selama empat hari ke depan untuk mengurangi debu.

Selain itu, kantor-kantor pemerintahan di New Delhi juga diminta beroperasi dari rumah. Bisnis-bisnis swasta juga disarankan tetap menerapkan bekerja dari rumh sebisa mungkin.

Keputusan ini diambil setelah level partikel polutan terkecil dan paling berbahaya, PM 2,5, di India sudah mencapai 300. Angka ini lebih tinggi 20 kali lipat dari batas maksimal yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada Jumat (12/11), Badan Pengendali Polusi Pusat India juga sudah menyarankan pihak berwenang untuk bersiap "menerapkan langkah-langkah di bawah kategori 'darurat.'"

Menurut mereka, kualitas udara buruk akan bertahan setidaknya hingga 18 November mendatang karena "angin sangat kurang dan kondisi tenang saat malam."

Sementara itu, sejumlah rumah sakit juga sudah melaporkan peningkatan tajam jumlah pasien dengan keluhan kesulitan bernapas.

"Kami menerima 12-14 pasien setiap hari di unit darurat, kebanyakan di malam hari, ketika gejalan menyebabkan kesulitan tidur dan panik," kata Dokter Suranjit Chatterjee dari Apollo Hospitals kepada Times of India.***