Kondisi Kolaps, RS Muhammadiyah Bandung Telantarkan Jenasah Korban Covid-19

Kondisi Kolaps, RS Muhammadiyah Bandung Telantarkan Jenasah Korban Covid-19
Lihat Foto

WJToday, Bandung,- Kondisi rumah sakit di Bandung dalam seminggu terakhir sangat mirip dengan yang terjadi di India dua bulan lalu. Koridor rumah sakit penuh sesak dengan pasien COVID-19, dan keluarga yang panik berusaha mencari oksigen untuk merawat orang yang dicintai.

Kondisi lebih mengenaskan mulai terjadi hari Minggu (4/7/2021), beberapa rumah sakit sudah tak mampu lagi menerima pasien meski pasien sudah mengalami kondisi kritis. Tak hanya itu, pihak rumah sakit juga tak mampu lagi melakukan pemulasaran jenasah korban covid-19.

Salah satunya yang dialami oleh keluarga Almarhum Dedi Gunadi Komar. Menurut penuturan Iwan Gumilar, salah seorang keluarga almarhum, pihak keluarga sempat mendatangi rumah sakit Muhamadiyah di Jalan Banteng Kota Bandung, dengan tujuan untuk memastikan kondisi H. Dedi yang sudah tidak sadarkan diri.

Setelah menjalani pemeriksaan di ruang IGD H. Dedi Gunadi dinyatakan sudah meninggal. Akan tetapi pihak rumah sakit enggan mengurus jenazah. Bahkan dibiarkan begitu saja di ruang IGD selama berjam-jam.

Ketika pihak keluarga meminta untuk dilakukan pemusalaraan jenazah dan diantarkan menggunakan mobil ambulan, pihak rumah sakit juga menolak.

" Mereka dikatakan sudah meninggal sebelum datang ke rumah sakit jadi bukan pasien rumah sakit Muhammadiyah,” tutur Iwan.

“Dengan sangat terpaksa pihak keluarga mencari kendaraan untuk membawa jenazah Almarhum ke kediamannya untuk selanjutnya di makamkan sendiri,” tambah Iwan.

Baca Juga : Rumah Sakit di Bandung Menjerit Kekurangan, Gubernur Jabar malah Suplai Oksigen ke Jateng

Iwan yang berprofesi sebagai Jurnalis Metro Tv, kemudian meminta tolong kepada rekan rekan sesama jurnalis untuk mengupayakan pemulangan jenasah. 

Untuk mencari mobil ambulans, rekan-rekan sesama jurnalis berupaya menghubungi berbagai pihak termasuk ke Dinas Kesehatan Kota Bandung namun tak berhasil. Sampai akhirnya pihak keluarga menyewa sebuah ambulan milik yayasan dan jenazah almarhum bisa sampai ke kediamannya.

" Kami kecewa dengan pelayanan Rumah Sakit Muhammadiyah yang seperti itu. Apalagi almarhum positif terpapar Covid-19. Sementara penanganan jenasah tanpa prokes," tutup Iwan.

Belum ada keterangan resmi dari pihak Rumah Sakit Muhammadiyah. Namun penuturan salah seorang karyawan membenarkan kejadian tersebut.

Menurutnya, kondisi pasien yang sudah meninggal di rumah sakit  masih banyak yang belum terurus sementara yg masuk statusnya belum menjadi pasien.

 " Jadi pihak rumah sakit mendahulukan yang sudah menjadi status pasien terlebih  dahulu. Ini masalah ketersediaan nakes yang menjadi tim pemulasaraan jenazah yang kurang," ungkap sumber karyawan yang tidak mau disebutkan namanya tersebut. ***