Keterisian Bed Pasien Covid-19 di KBB Capai 98 Persen

Keterisian Bed Pasien Covid-19 di KBB Capai 98 Persen
Lihat Foto

WJtoday, KBB - DINAS Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB)mengungkapkan,  lonjakan kasus Covid-19 menyebabkan tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 (Bed Occupancy Rate/BOR) di sejumlah rumah sakit wilayah tersebut ikut meningkat hingga menyentuh 98 persen.

Selain di rumah sakit milik daerah (RSUD), dua rumah sakit swasta rujukan pasien Covid-19 juga nyaris penuh. Untuk memantau perkembangan tingkat keterisian tempat tidur, Dinkes mewajibkan semua rumah sakit menyampaikan laporan setiap hari. 

Tercatat di Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan (RSCK) Padalarang misalnya, dari total kapasitas ruang isolasi zona kuning yang disediakan sebanyak 47 bed, saat ini sudah terisi 46 bed atau tinggal ada satu bed kosong.

Kemudian Rumah Sakit Karisma Cimareme sudah terisi penuh oleh 20 pasien Covid-19. Pihak rumah sakit sudah menambah tiga ruang isolasi dengan memanfaatkan ruang IGD.

"Untuk tempat isolasi di ruang IGD, rencananya ada tiga pasien yang akan masuk ruangan. Tapi kita masih menunggu hasil penunjang," kata Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan pada Dinkes KBB, Wishnu Pramulo, Senin (21/6/2021).

"Di RSUD Lembang tersisa empat bed, sedangkan RSUD Cililin terisi 23 bed dari 24 bed yang disediakan. Serta RSUD Cikalongwetan sudah ditambah jadi 21 bed, saat ini jumlah pasien ada 20 orang. Kondisi di RSJ Cisarua juga sama, enam bed yang disediakan terisi semuanya," tambahnya.

Baca juga: Sebaran Kasus Covid-19 Nasional 21 Juni, Jabar Sumbang 2.719 Kasus

Wishnu menambahkan,  untuk menampung pasien Covid-19 yang terus bertambah, pihaknya berencana menyiapkan enam puskesmas rawat inap untuk dijadikan tempat isolasi pasien bergejala ringan. 

Enam puskesmas tersebut antara lain Puskesmas Rajamandala, Puskesmas Cililin, Puskesmas Jayagiri, Puskesmas Saguling, Puskesmas Cikalongwetan, dan Puskesmas Gununghalu.

"Berdasarkan data kita, sudah diproyeksikan untuk isolasi itu ada enam puskesmas rawat inap. Tiap puskesmas akan disiapkan 10 ruang isolasi," jelasnya.

Dia melanjutkan, penyiapan sejumlah puskesmas tersebut perlu persiapan sarana dan prasarana penunjang, termasuk kesiapan tenaga kesehatan. Terkait wacana penggunaan balai Diklat yang akan dijadikan tempat isolasi, dia menyatakan, rencana itu batal lantaran belum siap sarana dan prasarananya. 

"Sepertinya opsi itu tidak akan diambil karena kita kesulitan pada sisi sarana dan prasarana termasuk juga soal nakes," pungkasnya.  ***