Kementan: Ini Bukan Jimat, Bukan Anti Virus Kalung Ini Sebagai Aksesori Kesehatan
Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr Ir Fadjry Djufry, MSi mengatakan pihaknya tidak ada mengklaim bahwa produk-produk yang akan dikembangkan itu merupakan antivirus.
"Saya tidak mengklaim kalung dapat mematikan virus corona penyebab Covid-19 karena kita tidak menguji kepada Covid-19. Kita hanya menguji pada corona model, karena kita punya alfa corona, kita punya beta corona, kita punya gamma corona, ada delta corona. Covid-19 ini bagian dari beta corona," ujar Fadjry.
"Kalung ini sebagai aksesori kesehatan. Ini bukan jimat, tidak ada klaim antivirus di situ,” kata dia dalam konferensi pers di Bogor, (6/7).
Ketika ditanya mengenai tulisan 'antivirus corona' yang terdapat pada kalung tersebut, Fadjry mengatakan, bahwa tulisan itu hanya terdapat pada prototipe kalung aromaterapi yang digunakan di kalangan pegawai Kementan.
“Ini hanya prototype ya. Produksi massal nanti ini (tulisannya) akan menjadi ‘aromaterapi eucalyptus’,” katanya.
Sejauh ini, lanjut Fadjry, produk-produk yang akan dikembangkan itu belum sampai pada tahap uji klinis. Misalnya pada roll on dan inhaler, produk itu sudah terdaftar di Badan POM sebagai jamu dan bukan Obat Herbal Terstandar (OHT).
Sementara itu, izin edar Badan POM untuk kalung aromaterapi masih tengah diproses.
“Di Badan POM itu kan ada kriteria, kita masuk sebagai produk jamu. Prosesnya benar, ada hasil lab dan uji testimoni,” tambahnya.
Mengenai kayu putih yang menjadi bahan pembuat kalung antivirus itu, Fadjry mengatakan bahwa kayu putih telah dikenal sejak zaman nenek moyang dan terbukti dapat menjaga daya tahan tubuh, serta meringankan gejala penyakit pada pernapasan.
“Harapan masyarakat begitu besar bahwa bahan alam efektif untuk pencegahan (penyakit). Saya tidak ingin berpolemik, yang salah kita luruskan, apalagi ini penelitian yang sangat awal, tetapi sangat berpeluang,” ujar dia.
Meski demikian, pakar farmakologi mengatakan klaim yang sudah terlanjur diberitakan tersebut berpotensi menyesatkan masyarakat.
Kalung 'antivirus' corona ini menambah deretan obat-obatan herbal, tradisional, dan aksesoris kesehatan yang belum terbukti secara klinis mampu menangkal penyebaran atau mengobati Covid-19.***