Jumlah ODGJ di Jabar Melonjak, Dinkes: Banyak yang Kehilangan Pendapatan karena Pandemi

Jumlah ODGJ di Jabar Melonjak, Dinkes: Banyak yang Kehilangan Pendapatan karena Pandemi
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Pandemi Covid-19 yang berdampak luas, khususnya terhadap sektor ekonomi menyebabkan jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Provinsi Jawa Barat meningkat. 

Mengacu pada data Dinas Kesehatan Jabar, pada 2020 atau selama Covid-19 melanda, terjadi lonjakan jumlah ODGJ yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua di Kabupaten Bandung Barat hingga 20 persen.

Pasien ODGJ ini berasal dari berbagai daerah di Jabar, di antaranya kabupaten yang memiliki sentra industri besar. Sehingga, sangat dimungkinkan ada korelasi antara kehilangan penghasilan dengan bertambahnya ODGJ tersebut.

"Bahkan, kunjungan pasien cemas di RSJ milik Pemprov Jabar di Cisarua hingga Agustus 2020 meningkat 14 persen dibanding tahun sebelumnya," ungkap Direktur RSJ Provinsi Jabar dr. Elly Marliyani, Senin (11/10/2021). 

Menurutnya, pandemi Covid-19 tidak hanya menyerang secara ekonomi, namun juga psikologis masyarakat. Kondisi pandemi mengakibatkan tekanan psikologis yang berat di berbagai sektor.  "Banyak masyarakat yang cemas dan khawatir dengan kondisi pandemi Covid-19," ungkapnya. 

Selain itu, stigma terhadap fasilitas  kesehatan jiwa masih kerap ditemui di masyarakat. Dia menilai, hal itu berdampak pada masyarakat yang kesulitan mengenali masalah kesehatan jiwanya. 

Pihaknya sendiri sudah melakukan respons cepat untuk mengani persoalan itu, salah satunya menyediakan Konsultasi Jiwa Online (KJOL) yang diintegrasikan dengan aplikasi Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar) milik Pemprov Jabar. 

"KJOL akan mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan akses kesehatan jiwa secara daring dan gratis. Dapat diakses pada jam kerja petugas medis berupaya memberikan layanan maksimal," jelasnya. 

Elly menambahkan, melalui Pikobar KJOL, masyarakat bisa berkonsultasi dengan tim psikolog dan psikiater dari RSJ Cisarua. Tim ini akan membantu mengidentifikasi kepribadian dan gejala gangguan kesehatan jiwa yang dirasakan oleh warga. 

"KJOL bisa memudahkan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan jiwa. Kami berharap, masyarakat bisa lebih menyadari dan memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan jiwa lewat layanan ini," katanya. ***