Jamaah Haji Indonesia Diusulkan Vaksinasi Ulang dengan AstraZeneca Untuk penuhi Syarat Arab Saudi

Jamaah Haji Indonesia Diusulkan Vaksinasi Ulang dengan AstraZeneca Untuk penuhi Syarat  Arab Saudi
Lihat Foto

Wjtoday, Jakarta - Otoritas penyelenggara ibadah Haji dari pemerintah Arab Saudi mengeluarkan syarat sudah divaksin Covid-19 kepada jamaah Haji untuk bisa datang ke Tanah Suci Mekkah.

Di dalam aturan tersebut pemerintah Arab Saudi menetapkan jamaah Haji yang divaksinasi oleh sejumlah produk vaksin diperbolehkan mengikuti serangkaian ibadah Haji.

Sayangnya sejumlah produk vaksin yang sudah digunakan di Indonesia belum masuk ke dalam kategori syarat diperbolehkannya jamaah Haji Indonesia untuk berangkat ke Mekkah, salah satunya vaksin Sinovac buatan China. 

Untuk itu, PT Bio Farma (Persero) mengusulkan para calon jamaah haji Indonesia yang menerima vaksin Covid-19 buatan SInovac untuk divaksin ulang dengan vaksin buatan AstraZeneca, salah satu merk yang diterima oleh Arab Saudi, untuk memenuhi syarat melaksanakan haji.

Menurut Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir, Pemerintah Arab Saudi hanya mengizinkan vaksinasi Covid-19 bagi calon jamaah haji menggunakan vaksin yang diproduksi oleh produsen farmasi Eropa dan Amerika Serikat (AS), yakni vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca.

Pasalnya, produsen dari ketiga jenis vaksin tersebut sudah menerima sertifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sementara, vaksinasi di Tanah Air masih didominasi oleh penggunaan vaksin Sinovac yang belum mengantongi sertifikat WHO.

Karena itulah Bio Farma memberikan opsi kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) agar calon jamaah haji Indonesia diberikan vaksin Astrazeneca, meski sudah divaksinasi dengan vaksin Sinovac.

"Saat ini ada 1.389.600 dosis vaksin AstraZeneca di Bio Farma. Ini mungkin bisa menjadi opsi, tinggal diatur apakah jamaah yang sudah mendapat vaksinasi Sinovac mungkin bisa divaksin ulang dengan vaksin AstraZeneca," ujar Honesti, Selasa (25/5/2021).

Opsi tersebut nantinya akan diskusikan dengan BPOM dan Komnas KIPI, untuk meminta pertimbangan ahli mengenai pemberian vaksin ulang secara khusus bagi calon jamaah haji Indonesia.

Saat ini vaksin Covid-19 di Indonesia yang sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari WHO, tercatat baru Sinopharm. Namun, vaksin ini baru digunakan dalam program vaksinasi gotong royong. Sementara Sinovac sendiri baru akan menerima EUA pada pekan kedua Juni 2021 mendatang.

"Memang kita sedang berproses, seperti Sinopharm itu sudah mendapat EUA dari WHO. Sinovac juga lagi berproses dan kemarin kami masih berkomunikasi dengan Sinovac memang ada satu data lagi yang diminta WHO, tapi mereka optimis minggu pertama atau kedua Juni mereka akan melakukan EUA dari WHO," ungkap Honesti.

Strategi lain yang diusulkan manajemen Bio Farma adalah upaya diplomasi pemerintah Indonesia dengan otoritas Arab Saudi. Honesti membeberkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Kementerian Agama (Kemenag) terkait langkah negosiasi tersebut.

Atas dasar tersebut, Honesti memandang perlu adanya diplomasi Goverment toGoverment (G2G) antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi, guna melobi soal produk vaksin yang digunakan Jemaah haji Indonesia bisa diterima di tanah suci.

"Kami berkeyakinan, karena jumlah Haji di Indonesia paling besar di dunia, masak mereka delay karena masalah politik vaksin. Kami sudah menyampaikan ke Kemenlu dan Kemenkes untuk bisa dimulai diplomasi ini dengan pemerintah Arab Saudi,” tandasnya. ***