Jabar Tindaklanjuti Penjajakan PLTB dengan Investor Inggris

Jabar Tindaklanjuti Penjajakan PLTB dengan Investor Inggris
Lihat Foto

WJtoday, Bandung -  Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melakukan kunjungan kerja ke London, Inggris, Selasa (25/5). Gubernur bertemu dengan sejumlah pihak menjajaki kerja sama di bidang pendidikan, energi baru terbarukan, teknologi, dan ekonomi kreatif. 

Agenda kunjungan kerja diawali pertemuan dengan Ryse Energy, perusahaan yang fokus di bidang energi baru terbarukan dan solusi sistem pembangkit energi on/off-grid untuk lingkungan perkotaan dan perdesaan. 

Ryse Energy merupakan perusahaan pengembang energi baru terbarukan dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). 

"Indonesia mempunyai kewajiban terkait energi ramah lingkungan, tapi tak usah dimulai dengan skala yang besar dulu, karena yang skala besar biasanya prosesnya lama. Saya senang walau skala kecil, tapi konkret," kata Ridwan Kamil, dalam rilis, Kamis (26/5/2022).

"Ini juga merupakan komitmen Jawa Barat untuk mengurangi emisi karbon dengan langkah-langkah nyata dan jangka panjang,” imbuhnya. 

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil menuturkan, terkait dengan pengembangan PLTB ini direncanakan pada bulan Juni 2022 kembali akan dilakukan survei di beberapa lokasi di Jabar. 

Menurutnya, hal ini sudah pernah dibahas dengan Ryse Energy, yang intinya mereka ingin membuat uji coba di Jabar, dan Pemda Provinsi Jabar sudah menindaklanjuti dengan melakukan survei di beberapa lokasi. 

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral  Provinsi Jabar Ai Saadiyah Dwidaningsih yang turut mendampingi Gubernur mengatakan, ada beberapa lokasi yang potensial, tapi juga perlu dilakukan sejumlah langkah untuk dilakukan. 

Ai Saadiyah menuturkan, langkah pengembangan yang perlu dilakukan antara lain mencari mitra yang bisa bekerja sama dengan Ryse Energy, dan yang memungkinkan antara lain Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jabar. 

Selain sektor energi, Emil juga menjajaki kerja sama di bidang ekonomi kreatif. Ia bertemu dengan Penasihat Ekonomi Kreatif di London, John Newbigin. 

“Ekonomi kreatif belum ada organisasi secara internasional yang bisa mewadahi berbagai potensi, membangun jaringan, serta mengembangkannya secara maksimal," kata Emil. 

"Yang ada biasanya konferensi yang digelar setahun sekali dan bersifat rutin. Untuk skala global itu jarang. Kita ada rencana berkoalisi, tapi bukan koalisi politik, melainkan berkoalisi untuk membuat ekonomi kreatif agar mempunyai impact yang lebih besar,” lanjutnya menerangkan.

Pada Oktober 2022 direncanakan digelar deklarasi di Bali pendirian organisasi koalisi ekonomi kreatif dunia. 

"Saya berharap, kita dapat bekerja sama menciptakan sebuah organisasi baru yang  mempunyai dampak lebih global bagi ekonomi kreatif di seluruh pelosok negeri, khususnya di Indonesia dan Inggris," tandasnya.  ***