ISIS-K Klaim Bertanggung Jawab atas Bom di Bandara Kabul Afghanistan, Apa Bedanya dengan Taliban?

ISIS-K Klaim Bertanggung Jawab atas Bom di Bandara Kabul Afghanistan, Apa Bedanya dengan Taliban?
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Presiden Amerika Serikat,  Joe Biden mengutuk dua serangan bom bunuh diri yang terjadi di luar Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, pada Kamis (26/8/2021).

ISIS-K mengklaim bertanggung jawab dalam serangan bom yang menewaskan 90 warga sipil Afghanistan, 13 prajurit AS, dengan 150 orang lainnya terluka itu.

Dalam pidatonya, Joe Biden menyebut betapa berbahayanya kelompok ISIS-K karena terus menargetkan bandara, menyerang pasukan AS dan sekutunya, serta menyerang warga sipil tak berdosa.

"Semakin lama kami di sana, semakin kami berisiko diserang oleh ISIS-K, yang juga adalah musuh besar Taliban," ujar Biden pada Selasa (24/8/2021).

ISIS-K yang dimaksudkan Biden merujuk pada ISIS-Khorasan, yang merupakan afiliasi dengan ISIS alias Negara Islam di Irak dan Suriah.

Menurut USA Today, ISIS-K dan Taliban tidaklah akur dan saling bertempur satu sama lain. ISIS-K bahkan mengecap Taliban tidak cukup taat dalam menjalankan “syariat Islam” versi mereka.

ISIS-K juga ditetapkan sebagai Organisasi Teroris Asing oleh Kementerian Luar Negeri AS pada Januari 2016. Center for Strategic and International Studies (CSIS) melaporkan, AS dan NATO telah melancarkan lebih dari 300 serangan udara terhadap kelompok itu sejak Januari 2017.

Reuters melaporkan bahwa ISIS-K baru-baru ini menargetkan serangan kepada masjid Sufi, tiang listrik, dan tanker bahan bakar dan penumpang bus Syiah di Kabul.

Selain itu, pejabat AS percaya serangan terhadap sekolah perempuan untuk minoritas Hazara yang mayoritas Syiah adalah pekerjaan ISIS-K.

Berikut adalah beberapa fakta tentang afiliasi ISIS di Afghanistan, yang diyakini para pejabat AS berada di balik dugaan serangan bom bunuh diri di luar bandara Kabul yang menewaskan sedikitnya 13 orang.

Baca Juga : Bom di Bandara Kabul, Mimpi Buruk Bagi Amerika Serikat

Serta perbedaannya dengan Taliban:

ISIS-K: tak percaya tasawuf, anggap Syiah sesat

Melansir media KSL, ISIS-K merupakan "afiliasi" ISIS di Pakistan dan Afghanistan. Khorasan sendiri adalah istilah modern untuk wilayah timur Persia kuno sejak abad ke-3, meliputi wilayah yang kini merupakan bagian dari Iran, Afganistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.

Menurut laporan Center for Strategic and International Studies (CSIS), ISIS-K terlibat dalam hampir 100 serangan terhadap warga sipil di Afghanistan dan Pakistan sejak 2017. Kelompok tersebut juga terlibat bentrokan dengan pasukan keamanan dari AS, Afghanistan, dan Pakistan, sebanyak sekitar 250 kali.

Berdasarkan ideologinya, ISIS menyatakan Islam harus dibersihkan dari dalam. ISIS menganut ideologi Wahhabi/Salafi cabang Islam Sunni yang lebih keras serta tidak percaya pada tasawuf.

Maka, umat Muslim yang tidak secara ketat mengikuti interpretasi Islam yang disahkan ISIS harus dinyatakan murtad, darahnya halal, dan boleh dihukum mati.

Selain itu, ISIS menganggap kaum Syiah sesat dan mengutuk praktik mereka (seperti mencambuk diri sendiri). ISIS juga menyangkal dasar Syiah dalam Al-Qur'an atau dalam setiap tradisi kenabian, karena itulah mencap kaum Syiah sebagai murtad.

Proklamasi takfir juga meluas ke umat Islam lainnya yang menyimpang dari ajaran ideologis ISIS. Intinya, siapapun yang tak sejalan dengan tafsir keislaman ISIS, maka darahnya halal.

Sebuah daftar 40 poin yang dikeluarkan oleh ISIS berjudul 'Aqidah wa Manhaj al-Dawlah al-Islamiah fi al-Takfir menyatakan, "Siapa pun yang menganut demokrasi dan sekularisme, dan semua pemerintah yang tidak memerintah oleh hukum syariah, dianggap kafir atau murtad, yang melegitimasi pembunuhan mereka."

Inilah mengapa Al-Qaeda sekalipun menuduh kelompok ISIS menyimpang dari 'aqidah' Islam yang sebenarnya.

Taliban dan jihad lokal


Jika ISIS memiliki agenda jihad global tanpa batas dan bertujuan untuk mendirikan satu entitas politik yang terdiri dari semua negara dan wilayah Muslim, maka Taliban tidak begitu.

Taliban mengklaim bahwa agenda mereka bersifat lokal alias hanya terbatas di Afghanistan. Tujuan utamanya ialah untuk membebaskan Afghanistan dari "pendudukan asing" dan penarikan penuh dan secepatnya bagi seluruh pasukan asing dari negara itu.

Banyak dari prinsip Taliban berasal dari cara hidup suku Pashtun tradisional di Afghanistan dan mempraktikkan aliran Islam Sunni.

Taliban menjadi terkenal di Afghanistan pada musim gugur 1994, dan memerintah di negara itu selama lima tahun, dari 1996 hingga 2001.

Taliban berasal dari kata Talib berarti 'murid/mahasiswa/santri', dan secara luas diamini bahwa kelompok itu pertama kali muncul dari madrasah-madrasah sepanjang wilayah Pakistan dan Afghanistan yang mengajarkan tafsir yang ketat dari Islam Sunni.

Pada awal berdirinya, mereka berjanji untuk memulihkan perdamaian dan keamanan melalui hukum Syariah di wilayah Pashtun di Pakistan dan Afghanistan. Namun saat memerintah, kelompok tersebut memberlakukan undang-undang yang sangat ketat bagi warga mereka.

Dari sisi teologis, Taliban merupakan gerakan ulama konservatif yang setia pada versi puritan dari mazhab Hanafi Islam Sunni, yang dipraktikkan oleh sebagian besar Sunni Afghanistan.

Mereka umumnya percaya pada tasawuf dan cenderung menghindari kekerasan sektarian anti-Syiah.

Para cendekiawan agama Taliban juga mengeluarkan fatwa-fatwa yang menentang legitimasi dan ideologi ISIS dan membenarkan upaya memeranginya atas dasar agama.

Taliban sendiri juga tidak tunggal, namun terdiri dari bermacam-macam kelompok yang berbeda. Kelompok terbesar dan paling efektif di Pakistan adalah TTP (Tahrik e Taliban Pakistan), yang berusaha membunuh Malala Yousafzai karena bersekolah di wilayah kekuasaannya.

Uniknya, Taliban Afghanistan dan Taliban Pakistan adalah saingan sekaligus sekutu; mereka memiliki ideologi yang sedikit bertentangan dan pernah saling bentrok di masa lalu.***