IPW Minta Aliran Dana ke Pejabat dari Crazy Rich Tarakan Briptu Hasbudi Diusut Tuntas

IPW Minta Aliran Dana ke Pejabat dari Crazy Rich Tarakan Briptu Hasbudi Diusut Tuntas
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Indonesian Police Watch (IPW) mendesak Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Adityasa membongkar pelanggaran hukum yang dilakukan anggotanya, Briptu Hasbudi (HSB). 

Pria yang sempat dijuluki crazy rich asal Kota Tarakan ini merupakan anggota Polda Kaltara yang menjalankan bisnis tambang emas ilegal dan impor pakaian bekas. 

"IPW mendesak Kapolda Kaltara Irjen Daniel Adityasa serius membongkar praktek pelanggaran hukum Briptu HSB," ujar Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dalam keterangannya, Minggu (8/5/2022).

Teguh mengatakan Polda Kaltara harus menelusuri aliran dana dari Briptu Hasbudi kepada pejabat kepolisian maupun sipil. Apalagi, berdasarkan penggeledahan yang dilakukan penyidik Ditkrimsus Polda Kaltara di kediamannya, terungkap fakta jika Briptu Hasbudi kerap memberi uang hasil dari bisnis ilegal kepada sejumlah pejabat di Kaltara.

Menurutnya, kasus Briptu Hasbudi mirip dengan kasus Iptu Labora Sitorus, anggota polisi yang memiliki rekening gendut mencapai Rp1,2 triliun di Papua. Labora Sitorus terlibat pembalakan liar, jual-beli BBM ilegal. Teguh mengatakan, kasus itu sebenarnya diduga menyeret nama-nama atasan Labora. Namun, hanya Labora Sitorus yang dihukum 15 tahun penjara.

Oleh karena itu, Teguh meminta agar penyidik Ditkrimsus Polda Kaltara tidak melindungi dan menutup informasi pejabat polisi atau sipil yang mendapat aliran dana dari Briptu Hasbudi.

"IPW mendesak Kapoda Kaltara mengungkap tuntas pihak-pihak penerima dana dari atasan-atasan Briptu HSB karena tidak mungkin atasan-atasan Briptu HSB tidak tahu praktik lancung anak buahnya yang masih dalam masa dinas tersebut," ungkap Teguh.

Selain itu, IPW juga mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk menurunkan tim Propam Mabes Polri guna mengawasi proses pemeriksaan kasus Briptu Hasbudi di Kaltara. Selain itu, dia juga mendorong agar Briptu HSB harus diberi kesempatan sebagai justice colaborator untuk dapat membongkar kasus ini dengan lebih dalam dan tuntas.

"IPW menduga kasus ini adalah persaingan bisnis, terkait dengan setoran yang tidak lancar pada oknum-oknum petinggi polisi tertentu. Dan dan stop kasusnya hanya sampai Briptu HSB sebagaimana kasus Iptu Labora Sitorus," pungkas Teguh.

Briptu Hasbudi ditangkap polisi berpakaian preman Ditkrimsus Polda Kaltara saat sedang duduk di ruang tunggu Bandara Juwata, Tarakan pada Rabu (4/5) sore.

Selain Briptu Hasbudi, polisi mengamankan lima orang lainnya. Masing-masing berinisial A, P, K, M dan W. Seluruhnya ditangkap saat sedang menunggu jadwal penerbangan Lion Air tujuan Makassar, Sulawesi Selatan.

“Yang bersangkutan kami tangkap karena berusaha melarikan diri. Diduga kuat juga dia berupaya untuk menghilangkan barang bukti sehingga kami melakukan penangkapan kemarin,” terang Ditkrimsus Polda Kaltara AKBP Hendy F Kurniawan.

AKBP Hendy membeberkan hasil dari penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan. Terungkap kalau anggota Polri yang bertugas di Satuan Polairud Polres Tarakan tersebut memiliki bisnis ilegal lain.

“Setelah terungkap tambang emas ilegal, kami lakukan pengembangan. Ternyata Hasbudi ini menyelundupkan pakaian bekas asal Malaysia dan bisnis daging juga. Ada beberapa bisnis ilegal lain, masih kami dalami lagi,” bebernya.

Selain itu polisi juga mengungkapkan fakta lain, Briptu Hasbudi ternyata kerap memberi uang hasil dari bisnis ilegal kepada sejumlah pejabat di Kaltara.

“Iya benar, saat kami lakukan penggeledahan di rumah saudara Hasbudi. Di sana kami temukan beberapa buku rekening dan buku catatan bukti alur keluar masuk uang. Ada catatan aliran uang ke beberapa pihak atau pejabat,” ungkapnya.

Kendati demikian, Ditkrimsus Polda Kaltara saat ini masih perlu mendalami aliran dana ke sejumlah pejabat itu bertujuan untuk apa. 

“Masih kami dalami lagi untuk apa uang itu,” sebutnya. ***