Hari Kesaktian Pancasila Tanggal 1 Oktober, Berikut Tujuan dan Sejarah Singkatnya

Hari Kesaktian Pancasila Tanggal 1 Oktober, Berikut Tujuan dan Sejarah Singkatnya
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Hari Kesaktian Pancasila jatuh setiap 1 Oktober. Peringatan ini dilakukan sehari setelah peringatan pemberontakan Gerakan 30 September atau G30S PKI.

Apa yang dimaksud Hari Kesaktian Pancasila

Seperti diketahui, Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Oktober. Hari besar tersebut termasuk peringatan nasional di bulan Oktober.

Lalu, apa makna dari peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Apa yang Dimaksud Hari Kesaktian Pancasila?

Hari Kesaktian Pancasila adalah perayaan di bulan Oktober untuk memperingati pentingnya Pancasila sebagai dasar negara bangsa Indonesia. 
Peringatan tanggal 1 Oktober tersebut tidak lepas dari peristiwa bersejarah G30S PKI.

Kapan Hari Kesaktian Pancasila?

Dilansir situs Perpustakaan Nasional (Perpusnas), ada sederet tanggal penting di bulan Oktober yang memuat perayaan nasional dan internasional. Salah satu peringatan nasional di bulan Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober 2022.

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila tidak lepas dari peristiwa berdarah G30S. Dalam peristiwa tersebut, sebanyak enam jenderal dan satu perwira pertama TNI AD meninggal dunia. 

Dilansir dari Ensiklopedi Pahlawan Nasional, (1995), para sosok yang gugur kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi dan memperoleh kenaikan pangkat serta pangkat anumerta. 

Anumerta sendiri merupakan penghargaan kepada angkatan bersenjata atau pegawai negeri sipil yang gugur dalam menjalankan tugas. 

Korban G30S PKI tersebut terdiri dari 6 perwira tinggi dan 1 perwira menengah TNI AD, di antaranya:

1. Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani 
2. Letnan Jenderal (Anumerta) Raden Soeprapto 
3. Letnan Jenderal (Anumerta) Mas Tirtodarmo Haryono
4. Letnan Jenderal (Anumerta) Siswondo Parman 
5. Mayor Jenderal (Anumerta) Donald Isaac Panjaitan 
6. Mayor Jenderal (Anumerta) Sutoyo Siswodiharjo 
7. Kapten (Anumerta) Pierre Andreas Tendean.

Partai Komunis Indonesia (PKI) beralasan bahwa para jenderal melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno melalui Dewan Jenderal. 

Adapun Pierre Tendean bukan merupakan sasaran asli operasi G30S. Ia adalah ajudan dari Jenderal Abdul Haris Nasution, salah satu sasaran G30S/PKI. 

Tendean tewas ditembak lantaran dikira sebagai A.H. Nasution. Sementara itu, Nasution berhasil menyelamatkan diri dengan memanjat tembok belakang. 

Ketujuh korban kemudian dibunuh oleh PKI dan dimasukkan ke dalam sumur Lubang Buaya di Jakarta Timur, pada 1 Oktober 1965. 

Lokasi jenazah ditemukan oleh Satuan Resimen Para Anggota Komando AD (RPKAD) di kawasan hutan karet Lubang Buaya. 
Penemuan jenazah korban G30S tidak lepas dari peran seorang anggota kepolisian Sukitman. 

Saat peristiwa, ia sempat dibawa paksa ke Lubang Buaya, tetapi berhasil meloloskan diri. 

Jenazah ketujuh korban peristiwa yang melahirkan Hari Kesaktian Pancasila ini ditemukan di sumur tua dengan kedalaman kurang lebih 12 meter.

Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Kegiatan resmi yang diselenggarakan oleh pemerintah dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila adalah upacara bendera merah putih. 

Upacara tersebut diselenggarakan pada tanggal 1 Oktober bertepatan dengan hari nasional tersebut.

Penetapan Hari Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat tanggal 17 September 1966 (Kep 977/9/1966). 

Menurut surat tersebut, Hari Kesaktian Pancasila awalnya harus diperingati oleh TNI Angkatan Darat.

Kemudian, pada tanggal 24 September 1966, Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian mengusulkan agar Hari Kesaktian Pancasila diperingati oleh seluruh jajaran Angkatan Bersenjata. 

Selanjutnya, Keputusan Nomor (Kep/B/134/1966) tanggal 29 September 1966, Jenderal Soeharto sebagai Menteri menerbitkan Keputusan Menteri Utama Bidang Pertahanan dan Keamanan yang berisi bahwa Hari Kesaktian Pancasila diperingati oleh seluruh slag orde Angkatan Bersenjata. 

Dengan demikian, upacara peringatan 1 Oktober diperingati oleh seluruh komponen pemerintahan.***