Hari ini, Pengacara Habib Rizieq Dijadwalkan Sampaikan Duplik Kasus Tes Swab RS UMMI

Hari ini, Pengacara Habib Rizieq Dijadwalkan Sampaikan Duplik Kasus Tes Swab RS UMMI
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Pengadilan Negeri Jakarta Timur dijadwalkan akan menggelar sidang lanjutan perkara hasil tes swab RS UMMI atas terdakwa Muhammad Rizieq Shihab atau Habib Rizieq Shihab, Muhammad Hanif Alattas dan Dirut RS UMMI Andi Tatat pada hari ini, Kamis (17/6/2021).

Hal itu disampaikan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur Khadwanto pada saat pembacaan replik atau tanggapan yang disampaikan jaksa penuntut umum (JPU) pada sidang Senin (14/6/2021) kemarin.

Adapun Sidang hari ini beragendakan pembacaan duplik dari terdakwa dan kuasa hukum atas replik atau tanggapan yang disampaikan JPU sebelumnya.

"Jadi penuntut umum sudah bacakan repliknya, terakhir sudah barang tentu duplik. Untuk duplik kita jadwalkan sesuai kop kalender yang sudah kita sepakati hari Kamis tanggal 17 Juli ya," kata Khadwanto seraya menutup persidangan sebelumnya.

Dalam sidang kemarin, jaksa telah membacakan replik atas pledoi atau nota pembelaan seluruh terdakwa.

Secara garis besar, jaksa menolak seluruh pledoi para terdakwa yang sudah dibacakan pada persidangan pekan lalu.

Atas dasar itu, jaksa meminta kepada majelis hakim untuk menjatuhi hukuman kepada para terdakwa sebagaimana tuntutan perkara hasil swab test RS UMMI.

Adapun untuk terdakwa Habib Rizieq Shihab, jaksa menuntut untuk dijatuhi hukuman 6 tahun penjara, kemudian untuk terdakwa menantu Habib Rizieq Shihab yakni Hanif Alattas bersama Andi Tatat terigister dengan perkara berbeda, dengan masing-masing dituntut 2 tahun penjara.

Jaksa menganggap seluruh terdakwa terbukti turut terlibat atau ikut serta dalam menyiarkan berita bohong atas kondisi kesehatan maupun hasil tes swab Covid-19 Habib Rizieq di Rumah Sakit UMMI, Kota Bogor.

Seluruhnya juga dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 14 ayat (1) Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana terkait penyebaran berita bohong.

Dalam repliknya, jaksa menyatakan kalau pernyataan Habib Rizieq Shihab dalam pledoi yang kerap menyebut kasusnya merupakan upaya Oligarki Anti Tuhan adalah tidak berdasar.

Kata jaksa, ujaran yang disampaikan Habib Rizieq terkait Oligarki Anti Tuhan itu tidak memiliki dalil yang kuat melainkan hanya ungkapan kekesalan.

"Entah ditujukan kepada siapa Oligarki Anti Tuhan tersebut padahal seluruh warga negara berketuhanan dengan sah," kata jaksa dalam repliknya.

"Seharusnya terdakwa menguraikan kekesalannya bukan di sini tempatnya. Jangan berkoar-koar tanpa dalil yang kuat," sambungnya.

Jaksa juga menuding kalau seluruh pledoi atau nota pembelaan yang dibacakan Habib Rizieq Shihab dominan berupa keluh kesah.

Kata jaksa, keluh kesah yang diutarakan eks Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu tidak ada kaitannya dengan pokok perkara.

"Habib Muhammad Rizieq terlalu banyak menyampaikan keluh kesahnya yang hampir tidak ada hubungannya dengan pokok perkara yang sedang disidangkan, kemudian ada kata-kata hujatan, mudah sekali menghujat orang lain," tutur jaksa.

Jaksa juga menyebut kalau seluruh pernyataan yang disampaikan oleh Habib Rizieq dalam pledoi pribadinya adalah hanya luapan emosi semata.

Menurut jaksa, Habib Rizieq kerap menyebut sejumlah nama, termasuk di antaranya, Denny Siregar, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hingga Diaz Hendropriyono yang menurut jaksa tidak berkaitan dengan perkara yang sedang disidangkan.

"Emosi tanpa kontrol dan mengaitkan orang lain dalam pembelaan yang tidak ada hubungannya sama sekali. Di antaranya perkara Ahok, juga menghubungkan dengan Abu Janda, Ade Armando, Denny Siregar, selain dari pada itu, menghubungkan dengan Diaz Hendropriyono yang kesemuanya tidak ada nyambungnya," tukas jaksa.***