Geliat Industri Manufaktur, Optimis Bangkit Jelang Tutup Tahun 2021

Geliat Industri Manufaktur, Optimis Bangkit Jelang Tutup Tahun 2021
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Satu lagi tanda perekonomian Indonesia mulai pulih, yaitu meningkatnya kinerja manufaktur menjelang tutup tahun 2021. 

Meningkatnya aktivitas industri manufaktur ini tergambar di survei Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia bulan Oktober 2021 yang digelar IHS Markit. PMI tercatat sebesar 57,2 atau level tertinggi sepanjang sejarah indeks ini, termasuk sebelum pandemi.

Ini sejalan survei dalam Indonesia CEO Confidence Index (ICCI) yang juga mengkonfirmasi optimisme pelaku usaha. Berdasarkan hasil survei untuk kuartal-IV, optimisme CEO  menanjak dengan skor 3,38 atau level tertinggi sepanjang sejarah ICCI.

Salah satu penopang optimisme dan peningkatan aktivitas industri adalah adanya pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat seiring dengan menurunnya kasus positif harian Covid-19.  

Meskipun aktivitas industri naik IHS Markit mencatat  permintaan asing kembali mengalami kontraksi meski kecil. Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit Jingyi Pan juga mengingatkan saat ini masih terjadi keterbatasan pasokan yang menimbulkan tekanan harga dan waktu pemenuhan pesanan jadi lama.

"Hal ini perlu dicermati apakah permasalahan pasokan akan menghambat pemulihan ekonomi  bulan-bulan mendatang," katanya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiono menyebut, ekonomi dalam terus membaik, seiring pemerintah terus melonggarkan mobilitas masyarakat. 

Momentum Natal diharapkan mengerek permintaan barang dan jasa  "Kami juga bisa menangkap peluang ekspor ke pasar yang ditinggalkan China, Vietnam, Singapura, dan Malaysia karena lockdown," katanya (1/11). 

Peluang meningkatnya permintaan bisa berlanjut hingga kuartal I-2022. Sebab ada  momentum Tahun Baru Imlek. 

Namun Fajar khawatir akan risiko meningkatnya kasus positif harian Covid-19 pasca libur Natal dan Tahun Baru akan  mengulang tahun lalu.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyebut untuk menjaga momentum pemulihan, pemerintah terus  meningkatkan vaksinasi dan menjaga agar angka kasus harian Covid-19 saat momen liburan Natal dan Tahun Baru tidak melonjak.

Sementara Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menyebut beberapa hal yang masih harus diwaspadai yakni potensi kenaikan biaya produksi. Misal, industri makanan yang bergantung minyak sawit mentah. Industri pengolahan barang tambang yang bergantung pada harga nikel.

Ia  melihat ada kekhawatiran krisis energi dan naiknya bahan baku  memaksa produsen menyesuaikan harga. Perkiraan Bhima, jika ada kenaikan harga jual akan ada dampak terhadap permintaan di akhir  2021, khususnya untuk kelas menengah bawah.***