Film 'Everyday is A Lullaby' Diperankan Anjasmara, Lolos Ikuti Festifal Film Busan 2020

Film 'Everyday is A Lullaby' Diperankan Anjasmara, Lolos Ikuti Festifal Film Busan 2020
Lihat Foto
WJtoday, Jakarta - Film Indonesia berjudul Everyday is A Lullaby lolos ke ajang bergengsi Busan Internasional Film Festival (BIFF) 2020. 

Everyday is A Lullaby berkisah tentang seorang penulis yang sekarat dan mencoba menulis karyanya. Ia lalu menyadari bahwa ia telah mati dan hidup di dalam ceritanya.

Naskah skenarionya ditulis oleh Ilya Sigma, diproduseri oleh John Badalu, dan sutradanya ialah Putrama Tuta.

Produksi film ini diketahui telah digarap sejak tahun 2016, namun baru rampung pada tahun ini dan siap diputar di Festival Film Busan pada Oktober mendatang.

"Film ini selesai lama karena memang, proses pengeditannya yang cukup lama. Beberapa kali menemukan bagian-bagian yang kurang pas sampai akhirnya diputuskan kalau film ini adalah film dan bukan sekadar sebuah pekerjaan," ungkap Putrama Tuta dikutip WJtoday.com Sabtu (19/9)

Film ini bergenre drama dengan sentuhan psikologi yang bisa membuat penontonnya masuk ke dalam film yang diperankan aktor lawas Anjasmara Prasetya.

Menurut Tuta, film bergenre drama dengan pendekatan psikologis ini menampilkan hubungan manusia dengan dirinya sendiri dalam melawan rasa takut.

Karakter tokohnya menggunakan imajinasi tanpa batas, mendobrak ruang dan waktu demi mencari jalan pulang yang terbaik.

"Ini film drama, ada dorongan psycological sense. Saya pengennya di sini, penonton bukan seperti nonton filmnya, tapi seperti ada di dalam filmnya. Makanya karakter yang diperankan Anjasmara dibuat yang punya banyak hal yang dipikirkan dalam satu kepala," beber Putrama Tuta. 


Film Everyday is A Lullaby berkisah tentang seorang penulis yang sekarat dan mencoba menuliskan karyanya.

Ia lalu menyadari bahwa dirinya telah mati dan hidup dalam ceritanya sendiri.

Pemerannya adalah Anjasmara Prasetya (Den Rektra), Fahrani Pawaka Empel (Marissa), dan Raihaanun (Shakuntala). Film ini juga didukung oleh Aghi Narottama, Wulan Guritno, dan Almarhum Deddy Sutomo.

Aktor Anjasmara Prasetya yang kimi kembali bermain film sebagai pemeran utama bernama Den Rektra lewat film Everyday is A Lullaby mengaku ikut larut dalam perannya.

Ia merasa karakter Den Rektra berdampak besar dalam kehidupannya sehari-hari.

"Kalau boleh jujur ya, saya setiap kali ditanya karakter ini, film ini, saya deg-degan sampai detik ini. Nggak tahu kenapa," kata Anjasmara dalam konferensi pers virtual.

Menurut John Badalu, masuknya Everyday is A Lullabyke ajang BIFF 2020 dilewati dengan seleksi yang cukup ketat lantaran kuota film yang bisa diputar pada masa pandemi ini berkurang setengah dari tahun-tahun sebelumnya.

"Kompetisinya lumayan ketat, jadi kita juga ketar-ketir untuk kira-kira masuk nggak ya. Karena kita juga submit-nya itu hampir di menit-menit terakhir pas hari terakhir. Tapi, responsnya lumayan cepat dibalas pihak BIFF, paling dua minggu," jelas John Badalu, dalam konferensi pers yang sama.

Untuk diketahui juga, Everyday is A Lullaby tidak akan dirilis secara komersial di bioskop.

"Karena ini film Indie, film idealis kami, jadi kami juga berpikir 'Oke jalannya mungkin tidak sampai segitu besar'. Jadi kita memang mau mencoba pasar yang lebih kecil aja," tutur John Badalu. ***


Poster Film Indie 'Everyday is A Lullaby'
di Festifal Film Busan 2020