English for Ulama Harus Bisa Merubah Anggapan Negatif Tentang Islam

English for Ulama Harus Bisa Merubah Anggapan Negatif Tentang Islam
Lihat Foto
WJtoday, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan program English for Ulama bertujuan untuk memperkuat hubungan sesama manusia lintas agama dan keyakinan. 

Hal itu disampaikannya ketika beraudiensi dengan local partner English for Ulama di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (3/3/2020).

"Program English for Ulama bukan hanya untuk memperkuat hubungan sesama muslim atau ukhuwah islamiyah, tapi juga memperkuat hubungan masyarakat antar agama (interfaith) dan untuk memperkuat humanity relationship,” kata Emil --sapaan Ridwan Kamil.

“Ini berati kita perlu mengundang banyak ulama Indonesia dan mengirim ke luar negeri untuk membicarakan masa depan Islam,” imbuhnya.

Menurut Emil, program English for Ulama bertujuan untuk mengubah anggapan negatif masyarakat Eropa terhadap Islam dan membuat dunia menjadi damai. 

"Kita butuh banyak komunikasi, kita butuh banyak dialog. Dan inilah (English for Ulama) awal dari dialog. Akhirnya kita mulai dengan sebuah kolaborasi,” ucapnya. 

English for Ulama merupakan program kepemimpinan bagi para ulama yang didukung British Council dan pemerintah Inggris. Melalui program ini, para ulama Jabar diharapkan bisa mengubah anggapan negatif masyarakat Eropa terhadap Islam. 

“Maka yang kita butuhkan adalah dialog. Kalau kita mencari perbedaan maka akan ketemu, tapi kalau kita mencari kesamaan, kita akan menemukan kesamaan untuk kita bersatu. Inilah prinsip yang ingin dibawa,” katanya.

“Akhirnya kesamaan ini diharapkan dapat menjadikan bumi tempat yang penuh damai. Berharap kita mengurangi eksploitasi perbedaan,” imbuhnya.

Emil menambahkan, banyak negara yang ingin para ulama yang tergabung dalam English for Ulama datang ke negaranya. Dia pun mengaku siap mengirim para ulama Jabar untuk menyampaikan pesan perdamaian ke seluruh dunia. 

“Banyak duta besar ingin English for Ulama ada di negaranya. Sementara saya fokus dahulu membuat pilot project ini di UK (Britania Raya). Tapi kami juga akan siap untuk berbagai negara lainnya,” ucapnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Paul Armstrong dan Mohammed Abbasy dari Association of British Muslim, Adnan Sohail, dan Colm Downes dari Bristish Council. ***