Efek Vaksinasi Massal, Rupiah dan IHSG Kompak Menguat

Efek Vaksinasi Massal, Rupiah dan IHSG Kompak Menguat
Lihat Foto
WJToday,Jakarta,- Nilai rupiah ditutup menguat 70 poin di level 14.060 dari penutupan sebelumnya di level 14.130. Penguatan juga terjadi pada indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 39,54 poin ke level 6.435,20. 
Kompaknya rupiah dan IHSG menguat pada perdagangan kemarin tidak lepas dari dampak vaksinasi massal yang ditandai dengan penyuntikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi warga negara Indonesia pertama yang mendapat suntikan vaksin buat­an perusahaan farmasi asal Tiongkok, Sinovac. Setelah Jokowi, ada beberapa pejabat yang ikut divaksinasi.
 “Meski prosesnya akan memakan waktu yang cukup panjang agar vaksinasi di seluruh Indonesia selesai, harapan akan hidup berangsur-angsur normal kembali menjadi kenyataan, dan yang terpenting perekonomian bisa kembali bangkit,” kata Ibrahim Assuaibi, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, kemarin. 
Distribusi vaksin menjadi kunci pemulihan ekonomi. Tanpa vaksin, masyarakat masih akan defensif sehingga pertumbuhan penawaran tidak seimbang dengan permintaan. 
“Tanpa distribusi vaksin yang cepat, pemulihan ekonomi akan lebih mengarah ke U-shaped ketimbang V-shaped,” kata Ibrahim. 
Kalangan dunia usaha dan masyarakat siap membantu pemerintah untuk menyukseskan program vaksinasi dalam rangka menekan penularan covid-19. 
“Untuk perdagangan Kamis (14/1), mata uang rupiah kemungkinan dibuka pada kisaran level 14.000 hingga  14.100,” kata Ibrahim. 
Penguatan IHSG ke depan juga amat bergantung pada kesuksesan vaksinasi dan pengendalian pandemi. Per Rabu (13/1) kasus baru positif covid-19 bertambah 11 ribu. 
“Investor masih akan mencermati beberapa data ekonomi serta perkembangan pemberian vaksin covid-19 di Indonesia,” kata analis Artha Sekuritas Dennies Christoper. 
Kepala Divisi Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya di Jakarta, memperkirakan IHSG  cenderung menguat pada Januari ini  seiring dengan optimisme prospek ekonomi di tahun baru. 
Dalam delapan tahun terakhir, kecuali 2017 dan 2020, indeks acuan BEI  secara rata-rata naik 1,5%  selama Januari. 
“Tren positif terjadi karena investor menyambut dengan ekspektasi baru. Fund manager pun umumnya melakukan rebalancing di tahun baru. Sehingga tidak aneh secara keseluruhan market menunjukan positif,” kata Hariyanto dalam paparan virtual, kemarin.***