Dukung Sistem Zonasi, Syahrir: Semua Anak Berhak Mendapat Kualitas Pendidikan yang Sama

Dukung Sistem Zonasi, Syahrir: Semua Anak Berhak Mendapat Kualitas Pendidikan yang Sama
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) telah melaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA, SMK, dan SLB Jabar tahap pertama Tahun 2021.

Pendaftaran tahap pertama dibuka pada 7-11 Juni dan pengumuman PPDB Jabar tahap 1 atau jalur prestasi telah diumumkan pada tanggal 21 Juni kemarin, sementara pendaftaran tahap kedua akan dilaksanakan tanggal 25-1 Juli 2021 mendatang.

Menurut data dari Disdik Jabar proyeksi lulusan SMP negeri dan swasta tahun 2021 sebanyak 777.506 siswa, sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan sekolah luar biasa (SLB) negeri di Jabar hanya mampu menampung 41,5 persen siswa. Dengan rincian, SMAN 163.728 siswa, SMKN (113.112), dan SLBN (3.708). Sehingga, peran sekolah swasta di Jabar sangat penting untuk kelangsungan pendidikan di Jabar.

PPDB tahun ini kita menggunakan tagline 'Sekolah di Mana Saja Sama', baik di swasta ataupun di negeri. Ungkapan itu bertujuan agar lulusan SMP dapat melanjutkan ke sekolah, tapi tidak fokus dan harus sekolah negeri saja. Karena di sekolah swasta juga sama proses pembelajarannya dengan negeri. Intinya tetap melanjutkan pendidikan dan mereka tidak putus sekolah.

Ungkapan tersebut direspon positif anggota DPRD Jabar H. Syahrir, S.E., M.IPol.
"Saya sepakat atas tagline Disdik Jabar “Sekolah dimana saja sama”, karena semua sekolah pada dasarnya sama sebagai pusat layanan anak didik," katanya kepada WJtoday, Senin 21 Juni 2021.

Syahrir juga tak memungkiri masih banyak para orangtua  yang terobsesi untuk anaknya dapat diterima menjadi murid suatu sekolah terbaik dan terfavorit (biasanya sekolah negeri), lalu menjadi loyo tak bersemangat ketika kita tak diterima sebagai siswa sekolah tersebut karena nilai yang tak mencukupi.

Memang masih ada penilaian dari masyarakat yang membeda-bedakan perguruan tinggi atau sekolah yang dikelola pemerintah dengan yang dikelola swasta. Padahal, kata dia, negeri maupun swasta sama-sama punya kelebihan.

“Justru di beberapa daerah, sekolah swasta jauh lebih berkembang dan kualitasnya jauh lebih bagus dibanding sekolah negeri,” tegasnya.

Politisi Partai Gerindra ini juga mengatakan sekolah terbaik bukan hanya ditentukan dari status sebagai sekolah negeri ,sekolah favorit maupun sekolah swasta, namun juga berdasarkan perkembangan karakter dan kepekaan sosial yang ditunjukkan tiap murid selama menempuh pendidikan di sekolah tersebut.

Syahrir mendukung pemerintah yang sedang menggalakkan tidak ada yang namanya sekolah favorit dengan diterapkannya sistem zonasi.  Lebih lanjut menurut Syahrir dengan adanya sistem. zonasi mau tak mau kita juga harus menggeser cara pandang tentang  sistem pendidikan di Indonesia selama ini yang menerapkan kasta, di mana ada sekolah yang disebut sekolah favorit, unggulan, dan lainnya serta ada sekolah yang kualitasnya dianggap lebih rendah daripada sekolah lain.

" Ini yang terjadi selama ini, ada sekolah yang disebut sekolah favorit, unggulan, dan semua orang tua ingin anaknya masuk ke situ. Ada sekolah yang dianggap tidak bermutu sehingga menjadi tempat buangan dari anak-anak yang tidak diterima di sekolah favorit," jelasnya.

Dengan adanya sistem zonasi, Syahrir berkeyakinan pandangan -pandangan itu akan hilang. Semua anak sekolah mendapat pendidikan dengan kualitas yang sama.

"Bahkan, sekolah swasta biasa yang sering dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang menjadi alternatif melanjutkan sekolah," Imbuhnya.

Syahrir mengucapkan selamat untuk para siswa yang telah diterima pada PPDB tahap pertama kemarin dan mengajak para siswa yang belum diterima di sekolah negeri yang dituju untuk tetap bersemangat

"Di manapun berada, sebenarnya kita tetap dapat mengembangkan kemampuan diri sebaik mungkin. Jadi, jangan pupus semangat belajar karena diterapkannya sistem zonasi" pungkasnya. ***