Denmark Jadi Negara Pertama Setop Gunakan Vaksin AstraZeneca

Denmark Jadi Negara Pertama Setop Gunakan Vaksin AstraZeneca
Lihat Foto

Westjavatoday - Denmark menjadi negara pertama di dunia yang berhenti menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Langkah ini setelah berita kemungkinan kaitan vaksin itu dengan kasus pembekuan darah yang sangat langka.

Otoritas Kesehatan Denmark  mengonfirmasi bahwa mereka akan berhenti menggunakan  vaksin Covid-19 buatan  AstraZeneca

"Otoritas Kesehatan Denmark telah memutuskan untuk melanjutkan vaksinasi terhadap Covid-19 tanpa vaksin dari AstraZeneca," kata Kepala Otoritas Kesehatan Denmark Soren Brostrom dalam sebuah pernyataan  pernyataan disadur dari Aljazeera,Kamis (15/4/2021).

Penghentian AstraZeneca, kata Otoritas Kesehatan Denmark setelah pihaknya mendapatkan laporan bahwa vaksin menimbulkan efek samping yang jarang tetapi serius diantara sebagian kecil penerima vaksin.

“Risiko nyata efek samping yang parah terkait dengan penggunaan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca,” ujarnya

Atas dasar tersebut, negara Skandinavia ini memutuskan untuk menyetop penggunaan AstraZeneca untuk vaksinasi.

“Berdasarkan pertimbangan keseluruhan, maka kami memilih untuk melanjutkan program vaksinasi untuk semua kelompok sasaran tanpa vaksin ini,” ujarnya.

Dengan langkah itu, artinya Denmark akan menunda kesimpulan skema vaksinasi yang dimulai 25 Juli hingga awal Agustus 2021.

“Keputusan tersebut akan menunda program vaksinasi Denmark menjadi awal Agustus, dari rencana awal 25 Juli,” papar otoritas kesehatan Denmark.

AstraZeneca sudah mendapat rekomendasi penggunaan dari Organisasi Kesehatan Dunia dan European Medicines Agency (EMA), yaitu regulator obat-obatan Uni Eropa.

Kedua badan tersebut berulang kali mengatakan bahwa manfaat suntikan lebih besar daripada risiko potensial penggunaannya. Misalnya, risiko kasus pembekuan darah yang parah, yang beberapa di antaranya terbukti fatal.

Meski demikian, AstraZeneca  menghormati pilihan Denmark saat ini. Pihaknya tetap akan memberikan data untuk menginformasikan keputusan di masa mendatang.

“Pelaksanaan dan peluncuran program vaksin adalah masalah yang harus diputuskan oleh masing-masing negara, berdasarkan kondisi lokal,” ujar perusahaan Anglo-Swedia itu.

Hingga kini, hampir satu juta dari 5,8 juta populasi Denmark telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19. Hampir empat perlima penerima telah diberi dosis vaksin yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech.

Denmark juga menggunakan vaksin yang dikembangkan oleh Moderna dalam upaya vaksinasi Covid-19.

Serentetan negara di seluruh dunia, termasuk Prancis dan Jerman, telah kembali memberikan vaksin kepada warganya, kebanyakan mereka yang berusia di atas 50 atau 60 tahun.

Denmark, negara berpenduduk 5,8 juta orang, sedang dalam proses membuka kembali sekolah, restoran, pusat perbelanjaan dan kegiatan budaya, setelah tingkat infeksi harian menurun menjadi 500-600 dalam sehari.

Direktur Otoritas Kesehatan Denmark Soren Brostrom mengatakan bulan lalu bahwa Denmark "mengikuti prinsip kehati-hatian" sehubungan dengan vaksin AstraZeneca.

Denmark menjadi negara pertama yang pada awalnya menangguhkan semua penggunaan vaksin pada bulan Maret karena masalah keamanan.

Sebelumnya Denmark juga telah menghentikan vaksin Johnson & Johnson untuk menunggu penyelidikan lebih lanjut mengenai kemungkinan kaitannya dengan kasus pembekuan darah yang langka.

Hampir satu juta orang Denmark telah menerima suntikan pertama mereka, 77% dengan vaksin Pfizer-BioNTech, 7,8 persen dengan suntikan Moderna dan 15,3 persen dengan suntikan AstraZeneca, sebelum ditangguhkan.***