Cuaca Buruk hingga Wabah Omicron Akibatkan Pembatalan Lebih dari 2.600 Penerbangan di AS

Cuaca Buruk hingga Wabah Omicron Akibatkan Pembatalan Lebih dari 2.600 Penerbangan di AS
Lihat Foto

WJtoday, Amerika Serikat - Perjalanan udara di Amerika Serikat (AS) terus mengalami gangguan parah baik akibat cuaca buruk di beberapa bagian negara itu maupun lonjakan besar dari infeksi covid-19 yang dipicu oleh varian baru bernama Omicron

Sejauh ini, AS terus berupaya memutus mata rantai penyebaran virus mematikan tersebut.

Mengutip Channel News Asia, Senin, 3 Januari 2022, menurut situs web pelacakan FlightAware, Amerika Serikat memiliki 2.604 penerbangan yang dibatalkan pada Sabtu waktu setempat kemarin atau setengah lebih dari 4.529 dibatalkan di seluruh dunia. Tak hanya itu, sebanyak 3.447 penerbangan domestik ditunda dari total 7.602 di seluruh dunia untuk hari itu.

Maskapai penerbangan AS yang terkena dampak terburuk adalah Southwest, yang harus membatalkan 13 persen dari jadwal penerbangannya, menurut situs tersebut. Di Amerika Serikat, bandara di Chicago sangat terpukul karena cuaca buruk.

Industri perjalanan udara global masih belum pulih dari varian Omicron yang sangat menular. Banyak pilot, pramugari, dan staf lainnya tidak masuk kerja setelah tertular covid-19, atau karena mereka dikarantina setelah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi. 
Sekitar 7.500 penerbangan dibatalkan oleh maskapai di seluruh dunia selama akhir pekan Natal.

Di sisi lain, defisit perdagangan barang Amerika Serikat mencapai rekor pada November 2021 karena kinerja impor meroket dan ekspor tergelincir. 

Kondisi itu terjadi di tengah upaya Pemerintahan Joe Biden menekan penyebaran varian covid-19 baru bernama Omicron karena bisa mengganggu upaya pemulihan ekonomi.

"Defisit perdagangan barang melebar bulan lalu sebesar 17,5 persen menjadi USD97,8 miliar dari USD83,2 miliar pada Oktober," kata Departemen Perdagangan AS.

Rekor defisit
Angka itu melebihi rekor defisit sebelumnya pada September sebesar USD97 miliar. Ekspor barang turun 2,1 persen, sementara impor naik 4,7 persen. Laporan itu juga menunjukkan persediaan grosir naik 1,2 persen bulan lalu. Kemudian persediaan ritel meningkat 2,0 persen.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi AS melambat tajam pada kuartal ketiga di tahun ini di tengah meningkatnya infeksi covid-19. Akan tetapi aktivitas telah meningkat dan menempatkan ekonomi negara Paman Sam itu berada di jalur untuk mencatat kinerja terbaiknya tahun ini sejak 1984.

"Produk Domestik Bruto (PDB) AS) meningkat pada tingkat tahunan 2,3 persen," kata Departemen Perdagangan AS dalam pembacaan ketiga pertumbuhan PDB untuk kuartal Juli-September.***