Covid-19 di Indonesia: Kasus Baru Masih Bertambah Sebanyak 1.922

Covid-19 di Indonesia: Kasus Baru Masih Bertambah Sebanyak 1.922
Lihat Foto
WJtoday, Bandung -  Pemutakhiran jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia dilaporkan masih mengalami penambahan sebanyak 1.922 kasus baru. Dengan demikian, per Selasa (4/8/2020) jumlah total mencapai 115.056 kasus.

Data tersebut disampaikan Satuan Tugas Covid-19 per pukul 18.00 WIB. Dilaporkan pula dari ari jumlah kasus positif tersebut, sebanyak 72.050 orang dinyatakan sembuh dan 5.388 orang lainnya meninggal dunia.

Terjadi pertambahan 1.922 orang positif virus corona dari data kemarin. Sementara itu untuk pasien sembuh bertambah 1.813 orang dan pasien meninggal bertambah 86 orang dari kemarin.

Angka kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia hari ini bertambah dari laporan sehari sebelumnya. Per Senin (3/8/2020), kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 113.134 orang.

Sebanyak 70.237 orang di antaranya dinyatakan sembuh dan 5.302 orang lainnya meninggal dunia.

Kasus positif virus corona meningkat drastis dalam satu bulan terakhir ini. Sepanjang Juli 2020, jumlah kasus baru tembus 51.991 orang atau rata-rata lebih dari 1.000 kasus per hari. Jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat dari kasus Covid-19 selama Juni, yang sebanyak 29.912 kasus.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan angka kematian akibat infeksi virus corona di Indonesia masih tinggi dibandingkan rata-rata angka kematian global.

Ia mengatakan saat ini angka kematian di Indonesia sebesar 4,68 persen, sementara rata-rata angka kematian global adalah 3,79 persen.

"Sampai saat ini, angka kematian Indonesia per tanggal 3 Agustus, 4,68 persen dan ini bukan kabar menggembirakan karena masih diatas kematian global yaitu 3,79 persen," kata Wiku dalam keterangannya di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (4/8/2020).


Meskipun masih di atas rata-rata global, Wiku mengatakan secara rata-rata angka kematian di Indonesia mengalami penurunan.

"Tentu dengan disiplin masyarakat, serta perawatan dan treatment yang baik dan memadai maka dapat dilihat angka kematian secara nasional sejak Maret, April, Mei, Juni, Juli, cenderung menurun," ucap Wiku.

Selain itu, Wiku mengatakan sejak kasus positif pertama di Indonesia ditemukan pada Maret 2020, hingga Juli 2020 grafik perkembangan angka kematian terus fluktuatif.

Pada Maret angka rata-rata kematian 4,69 persen, kemudian pada April 8,54 persen, Mei 6,68 persen, Juni 5,56 persen, dan Juli 4,81 persen.

Sementara angka kematian terkait Covid-19 terus bertambah setiap harinya, bahkan data harian Satgas Covid-19 mencatatkan jumlah kasus kematian mencapai 5.388 pada 4 Juli.

Berdasarkan grafik pada laman https://covid19.go.id/peta-sebaran kasus kematian pada April terbanyak yakni tertanggal 14 April tercatat 60 tambahan kasus kematian.

Kemudian angka penambahan kasus kematian tidak pernah melebihi 60 kasus, hingga pada 15 Juni tercatat tambahan 14 kasus kematian.

Grafik tersebut terus menunjukan tren peningkatan kasus kematian. Pada 30 Juni lalu, tercatat 71 tambahan kasus kematian, memasuki Juli, grafik kasus kematian masih terus meningkat tajam.

Lonjakan kasus kematian diawali pada 5 Juli tercatat tambahan 82 kasus kematian, kemudian 87 tambahan kasus kematian pada 15 Juli, 127 kasus pada 19 Juli, dan 139 kasus pada 22 Juli.

Grafik kasus kematian kemudian terus fluktuatif berada pada angka 40-80 kasus per harinya. Data terbaru pada 4 Agustus, tercatat penambahan 86 kasus kematian.

Provinsi penyumbang angka kematian tertinggi yakni Jawa Timur sebanyak 1.781 kasus kematian. Kemudian DKI Jakarta sebanyak 874 kasus kematian, Jawa Tengah 665 kasus kematian, Sulawesi Selatan 328 kasus kematian, dan Jawa Barat 216 kasus kematian.

Melihat pada data ini, Wiku mengatakan perlu kerja sama masyarakat dan disiplin kuat menerapkan protokol kesehatan untuk menekan kasus kematian sehingga angka kematian Covid-19 di Indonesia bisa berada di bawah rata-rata global.

"Kita harus tetap bekerja keras untuk bisa menurunkan angka kematian ini jadi lebih baik lagi sehingga bisa lebih rendah dari angka kematian global," ucap Wiku. ***