China Blokade Kapal Filipina di LCS, Ini Respons Rodrigo Duterte

China Blokade Kapal Filipina di LCS, Ini Respons Rodrigo Duterte
Lihat Foto

WJtoday, Filipina - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengekspresikan rasa jengkelnya usai insiden kapal coast guard China memblokade kapal-kapal Manila di Laut China Selatan (LCS) tempo hari.

Pernyataan itu ia sampaikan kepada Presiden China Xi Jinping dalam acara pertemuan khusus ASEAN-China yang digelar hari ini, Senin (22/11/2021).

"Kami jengkel dengan insiden (kapal patroli China blokade kapal Filipina) baru-baru ini," ujar Duterte dikutip Reuters, Senin (22/11).

"Ini tidak mencerminkan kebaikan hubungan antar kedua negara."

Sebelumnya, tiga kapal penjaga pantai China memblokade dan mengeluarkan meriam air untuk dua kapal Manila di wilayah LCS.

Kapal-kapal itu tengah menuju Second Time Shores. Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Filipina Tedoro Locsin mengecam tindakan China.

"Tindakan penjaga pantai China illegal. China tak punya hak penegakan hukum di dalam dan sekitar wilayah ini, mereka harus berhati-hati dan mundur," ujar Locsin.

Second Thomas Shoal merupakan area yang terletak di Kepulauan Spratly.

Pemerintah Filipina menganggap wilayah tersebut sebagai zona eksklusif ekonomi 200 mil laut, yang terletak di 105 mil laut (195 km) barat daya wilayah Filipina Palawan.

Manila mengaku sudah menduduki wilayah itu sejak 1999 usai sengaja mendaratkan kapal angkatan laut di karang.

Sementara itu, China bersikukuh mengklaim hampir seluruh wilayah di Laut China Selatan, termasuk area yang diduduki Filipina.

Konflik sengketa di LCS sempat dibawa ke Pengadilan Arbitrase Internasional pada 2016. Mereka menolak klaim tersebut, namun Beijing tetap melakukan klaim-klaim sepihak.

Wilayah di LCS menjadi rebutan beberapa negara seperti Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam. Mereka sering saling klaim atas area tertentu. Filipina dan China sendiri sudah berulang kali bersitegang lantaran konflik LCS.***