Cat Ulang Pesawat Kepresidenan di Masa Pandemi?

Cat Ulang Pesawat Kepresidenan di Masa Pandemi?
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Heboh Pesawat Kepresidenan dicat ulang menjadi warna merah putih. Hal ini disorot pengamat penerbangan Alvin Lie melalui cuitannya di Twitter dan ramai direspons warganet.

Istana melalui Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono menjelaskan pengecatan tersebut satu paket dengan Heli Super Puma dan sudah direncanakan sejak 2019. Namun, perawatan pesawat dilakukan pada 2021 sesuai rekomendasi pabrik.

Terkait hal ini, anggota Komisi II DPR F-Demokrat Anwar Hafid mengkritik Istana yang dinilai tak punya sense of crisis.

"Sebenarnya ini hanya soal sence of crisis," kata Anwar, Selasa (3/8/2021).

Anwar Hafid juga mengkritik penggunaan anggaran untuk pengecatan pesawat. Menurutnya anggaran lebih baik digunakan untuk kebutuhan rakyat saat pandemi Covid-19.

"Ada banyak hal yang urgent dibandingkan mengurusi cat pesawat presiden. Sebaiknya pembantu presiden berfokus membantu presiden untuk benar-benar berperang menghadapi pandemi, serta alokasi cat presiden lebih elegan diarahkan bagi kebutuhan tabung oksigen bagi rakyat," tuturnya.

Istana menjelaskan anggaran pengecatan dan perawatan sudah dialokasikan dalam APBN. Setneg juga sudah melakukan refocusing anggaran untuk Covid-19 pada APBN 2020 dan 2021.

"Sesuai dengan alokasi yang ditetapkan Kementerian Keuangan," ujar Kasetpres Heru.

Sebelumnya, Pemerhati penerbangan Alvin Lie mengkritisi soal livery atau cat pesawat Kepresidenan yang baru saja beredar di media sosial.

Tampilan livery pesawat baru tersebut diunggah oleh akun Instagram @adhimas_aviation dengan caption "New Livery For A-001! A-001 Blasting Out From CGK Bound To Pelabuhan Ratu For Test Fight".

Lebih lanjut, akun tersebut juga menuliskan Indonesian Government A-001 Boeing 737-8U3 (BBJ2).

Alvin Lie memperkirakan biaya cat ulang pesawat dengan jenis Boeing 737-800 antara US$100.000 hingga US$150.000 atau setara dengan Rp1,4 miliar hingga Rp2,1 miliar.

"Hari gini masih aja foya-foya ubah warna pswt Kepresidenan," tulis Alvin dalam akun @alvinlie21 yang dikutip, Selasa (3/8/2021).

Menurut dia, pemerintah seharusnya lebih mementingkan kebutuhan penanganan pandemi daripada mengubah warna pesawat kepresidenan.

"Saat negara sedang hadapi pandemi dan krisis ekonomi, pemerintah seharusnya menunjukkan sense of crisis," kata Alvin, Selasa (3/8/2021).

"Hal-hal yang bukan kebutuhan mendesak perlu ditangguhkan. Anggaran difokuskan pada penggulangan pandemi," ujar dia.

Alvin mengatakan, dia pertama kali mengetahui perubahan warna pesawat kenegaraan tersebut dari rekan-rekannya sesama spotter atau orang yang hobi memotret pesawat.

Ia menjelaskan bahwa biaya perubahan warna pesawat tersebut tidak sedikit. Setidaknya, ada dua motode pengecatan ulang pesawat.

Pertama sanding atau cat lama diampelas hingga hilang warnanya dan tersisa warna primer dasar, kemudian dicat dengan warna dan pola baru.

Kedua, stripping atau cat lama dikupas total hingga ke kulit pesawat (bare metal) kemudian dicat ulang.

"Yang lazim dilakukan adalah metode sanding, biaya berkisar 100.000 dollar Amerika Serikat per pesawat," ujar Alvin.

"Biaya cat ulang saya merujuk pada biaya yang umumnya berlaku untuk pengecatan ulang pesawat B737-800 penerbangan sipil," kata dia.

Lebih jauh, Alvin menilai pengecatan ulang atau mengubah warna pesawat bukanlah kebutuhan mendesak.

Apalagi pesawat kepresidenan yang kini dipakai pemerintah baru berusia 7 tahun

"Perawatan bagus, penampilan juga masih layak. Tidak ada urgensi dicat ulang atau ubah warna," kata Alvin

"Ingat, tunjangan dan insentif ASN dan anggaran berbagai Lembaga dan Kementerian dipangkas untuk refocusing Anggaran," tutur dia.

Hal senada juga dicuit oleh mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo. Menurutnya, sangat disayangkan apabila pemerintah memilih mengganti cat pesawat di tengah pandemi Covid-19.


Namun, dirinya juga masih mempertanyakan kevalidan dari unggahan @adhimas_aviation tersebut. Roy berharap unggahan tersebut hanya animasi.***