BNPB Catat 2.203 Bencana Alam Terjadi hingga Oktober 2021

BNPB Catat 2.203 Bencana Alam Terjadi hingga Oktober 2021
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, terdapat 2.203 bencana alam yang terjadi di Indonesia dalam 10 bulan terakhir atau terhitung sejak 1 Januari 2021 hingga 30 Oktober 2021.

Peristiwa bencana alam yang paling banyak terjadi yakni banjir, kemudian puting beliung, tanah longsor, hingga kebakaran hutan dan lahan. Mayoritas bencana alam tersebut terjadi di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Aceh.

Berdasarkan data BNPB, terdapat 891 peristiwa bencana banjir, 587 puting beliung, 406 tanah longsor, serta 258 kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Selanjutnya, bencana alam akibat gempa bumi tercatat 26 kejadian, gelombang pasang dan abrasi 22 kejadian, serta kekeringan 22 kejadian.

Seperti dilansir Antara, ribuan bencana alam tersebut menyebabkan 6,63 juta orang menderita dan mengungsi, sebanyak 13.031 orang luka-luka, 549 orang meninggal dunia, dan 74 orang hilang.

BNPB juga mencatat, ada 134.587 rumah rusak dengan rincian 17.007 rumah rusak berat, 24.035 rumah rusak sedang, 93.545 rumah rusak ringan.

Selain itu, sebanyak 3.597 fasilitas publik juga rusak, meliputi 1.446 fasilitas pendidikan, 1.798 fasilitas peribadatan, dan 353 fasilitas kesehatan. Kemudian, terdapat 502 kantor dan 359 jembatan rusak.

Pentingnya Peringatan Dini Hadapi Fenomena La Nina

Kepala BNPB Ganip Warsito menegaskan pentingnya peringatan dini dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, terutama dampak yang ditimbulkan akibat La Nina yang diperkirakan akan bertahan sampai Februari 2022.

Dia menyampaikan bahwa peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG menjadi salah satu referensi untuk ditindaklanjuti di lapangan.

Bahkan BNPB memasang 27 alat peringatan dini bencana tanah longsor untuk membantu pengambilan keputusan proses evakuasi masyarakat.

Alat tersebut masih terus ditambah hingga menjangkau ke seluruh pelosok Nusantara yang berpotensi bencana. Dalam waktu dekat penambahan alat untuk beberapa wilayah aliran sungai di Jawa Timur dan Jawa Tengah akan dilakukan penambahan sebanyak tujuh unit alat.***