Bersedia Hentikan Permusuhan, Tiongkok Ajukan 4 Syarat Kepada AS

Bersedia Hentikan Permusuhan, Tiongkok Ajukan 4 Syarat Kepada AS
Lihat Foto
WJtoday - Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi menegaskan Tiongkok bersedia untuk memulai kembali pembicaraan dengan Amerika Serikat terkait permasalahan antara keduanya. 

Seperti diketahui, kedua negara itu terjebak dalam retorika yang semakin memanas dalam beberapa bulan terakhir.

Dalam wawancara dengan kantor berita Xinhua pada Rabu (5/8), Wang  mengatakan bahwa Tiongkok akan bertindak dengan tenang dan rasional. Dia sadar bahwa sebagai negara dan anggota organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) keduanya harus memelihara perdamaian dunia.

“Kami bersedia untuk memulai komunikasi yang jujur dan efektif dengan AS dan menanggapi dengan tenang dan rasional terhadap impulsif dan kegelisahan AS,” kata Wang seperti dilansir dari South China Morning Post, Jumat (7/8).

“Kami dapat memulai kembali saluran komunikasi dengan AS di semua hal dan di semua bidang kapan saja, dan masalah apa pun dapat diselesaikan,” katanya.

Tawaran itu datang karena ketegangan antara Tiongkok dan AS semakin buruk selama setahun terakhir oleh berbagai masalah. Termasuk pandemi virus Corona dan persaingan politik atas spionase, Hongkong, Xinjiang, dan teknologi.

Dalam wawancara dengan Xinhua, Wang mengusulkan empat poin kerangka kerja yang jelas untuk kembali menjalin hubungan diplomatik. 

Wang mengatakan Tiongkok tidak pernah dan tidak akan ikut campur dalam pemilihan umum AS dan politik internal, dan AS juga tidak boleh mencoba mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok.

Kedua adalah memelihara komunikasi dan diskusi yang jujur. 

Sedangkan yang ketiga adalah mengutamakan kerja sama. 

Prinsip terakhir atau keempat yakni menyarankan agar kedua negara bertanggung jawab bersama untuk masalah keamanan global.

Wang Yi menegaskan hubungan Tiongkok dan Amerika Serikat sebenarnya selama ini saling menguntungkan. Selain itu tak pernah ada yang hanya memanfaatkan di antara kedua belah pihak. 

Penjelasan itu menjawab keretakan hubungan antara AS dan Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir.

Wang menjelaskan kerja sama Tiongkok-AS tidak pernah menjadi kasus satu pihak memberi bantuan kepada pihak lain, atau salah satu pihak mengambil keuntungan dari pihak lainnya. 

Kedua negara telah memperoleh banyak manfaat dari kerja sama yang menguntungkan, dan tidak ada yang dimanfaatkan atau ditipu.

“Kerja sama yang saling menguntungkan selama bertahun-tahun telah mengubah Tiongkok dan AS menjadi komunitas dengan kepentingan bersama. Tiongkok telah mencapai pertumbuhan pesat berkat keterbukaan dan kerja samanya dengan seluruh dunia, termasuk AS,” ungkap Wang seperti dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Jumat (7/8).

Wang menambahkan pertumbuhan Tiongkok yang terus berlanjut juga telah menciptakan permintaan yang berkelanjutan dan pasar yang sangat besar untuk AS dan negara lain.

Statistik menunjukkan bahwa hubungan bisnis Tiongkok-AS mendukung 2,6 juta pekerjaan di Amerika dan membantu setiap keluarga Amerika menghemat USD 850 setiap tahun.

Lebih dari 70 ribu bisnis di Amerika telah menanamkan modal di Tiongkok dengan total volume penjualan sebesar USD 700 miliar. Di antara mereka, 97 persen menghasilkan keuntungan.

“Bahkan, dengan gesekan perdagangan dan Covid-19, sebagian besar perusahaan Amerika di Tiongkok masih ingin tinggal dan menggandakan investasi di Tiongkok,” tegas Wang.

Dia menegaskan jika kerja sama Tiongkok-AS tidak adil dan tidak timbal balik, hubungan kedua negara yang berlanjut selama beberapa dekade tak akan terjadi. 

Menurutnya globalisasi dan perdagangan bebas telah memberikan keuntungan pembangunan. Namun, memang juga menciptakan ketegangan bagi negara-negara dan mempengaruhi struktur ekonomi dan distribusi kepentingan.

“Ini harus ditangani melalui reformasi internal,” ungkapnya. 

“Dalam dunia global saat ini, kepentingan negara saling terkait erat. Yang harus kita lakukan adalah menarik kekuatan satu sama lain untuk mencapai perkembangan bersama,” tambahnya.

Lantaran Covid-19 berdampak pada ekonomi global, menurut Wang, Tiongkok dan AS harus bekerja untuk saling menguntungkan dengan pijakan yang sama. Lalu menghentikan upaya pertikaian dan memajukan hubungan melalui kerja sama.***