Bahlil Lahadalia Minta Energi Baru Terbarukan tak Diekspor

Bahlil Lahadalia Minta Energi Baru Terbarukan tak Diekspor
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak ingin hasil energi baru terbarukan (EBT) di ekspor ke luar negeri. Pasalnya hal itu akan membuat investasi lari ke negara lain.

“Silakan investasi di Indonesia, tapi kita belum pikir untuk ekspor EBT. Kita pakai dulu, cukup dulu. Kalau kita jual ke negara lain, maka investasi akan lari ke sana,” ujar Bahlil, dikutip Jumat (20/5/2022).

Dalam pertemuan dengan CEO Air Products & Chemicals, Seifi Ghasemi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas tentang pengembangan EBT di Indonesia.

Seifi Ghasemi kemudian menyampaikan komitmen untuk memberikan investasi sebesar USD3 miliar atau setara Rp43,78 triliun. Dana tersebut bakal digunakan untuk membangun Hidrogen di beberapa bendungan yang ada di Indonesia.

"Chairman daripada Air Products sangat fokus meminta Presiden Jokowi untuk mengelola bendungan yang dimiliki oleh negara untuk mendorong Hidrogen sebagai kontributor transisi energi," ujar Bahlil.

Menurut dia, hal ini sejalan dengan fokus Indonesia dalam mendorong transisi energi pada forum KTT G20 Presidensi Indonesia, terutama untuk membangun emisi karbon dan energi baru dan terbarukan.

Bahlil juga menjelaskan, Hidrogen merupakan salah satu potensi yang cukup besar di miliki di Indonesia. Namun saat ini negara belum mampu untuk mengelolanya sendiri.

Sehingga diharapkan dengan investasi yang masuk dari Air Products ini bisa lebih mengoptimalkan dan menggali potensi energi baru dan terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia.***