Aksi Demo Petani Sawit Indonesia di Jakarta

Aksi Demo Petani Sawit Indonesia di Jakarta
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Sejumlah petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) menggelar aksi demontrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, hari ini, Selasa (17/5/2022). Aksi ini dilakukan guna memprotes keputusan pemerintah melarang ekspor crude palm oil (CPO) sejak 28 April 2022. 

Aksi yang digelar pada hari ini setidaknya membawa 5 tuntutan, pertama menyampaikan aspirasi kepada Presiden Joko Widodo supaya melindungi 16 juta petani sebagai dampak turunnya harga TBS sawit sebesar 70 persen di 22 provinsi sawit.

Kedua, Meminta Presiden Joko Widodo untuk meninjau ulang kebijakan larangan ekspor sawit dan produk MGS serta bahan bakunya karena dampaknya langsung ke harga TBS sawit.

Ketiga, meminta Presiden Jokowi tidak hanya mensubsidi MGS curah, tapi juga MGS Kemasan Sederhana (MGS Gotong Royong). Dan untuk menjaga jangan sampai gagal, kami meminta memperkokoh Jaringan distribusi minyak goreng sawit terkhusus yang bersubsidi dengan melibatkan apparat TNI-Polri.

Keempat, Dengan segera Pemerintah membuat regulasi yang mempertegas PKS dan Pabrik MGS harus 30% dikelola oleh Koperasi untuk kebutuhan domestik, biar urusan eksport di urus oleh Perusahaan besar, sehingga kejadian saat ini (kelangkaan MGS) tidak bersifat musiman (tidak terulang lagi).

Kelima, meminta Presiden Jokowi untuk memerintahkan Menteri Pertanian usupaya merevisi Permentan 01/2018 tentang Tataniaga TBS (Penetapan Harga TBS), karena harga TBS yang diatur di Permentan 01 tersebut hanya ditujukan kepada petani yang bermitra dengan perusahaan.

Menurut pantauan di lapangan, perwakilan asosiasi petani dari 22 provinsi mendatangi kanto Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko Ekon). Tidak hanya membawa tuntutan, para asosiasi petani tersebut juga membawa buah sawit yang didatangkan langsung dari Sumatera.

Pada aksi yang dilakukan hari ini akan dilaksanakan di dua titik, setelah dari Kantor Kemenko Ekon, masa aksi bergerak ke patung kuda dengan membawa buah sawit sebagai bentuk protes terhadap minimnya serapan Tandan Buah Segar (TBS) para petani sawit.

"Harapannya yang pertama dicabutnya ekspor CPO, kondisi petani saat ini sangat menderita, harga yang ditetapkan (buah sawit) saat ini jatuh dari sebelumnya Rp5000 menjadi saat ini Rp1000," ujar Ketua DPD APKASINDO kabupaten Sijunjung Sumatera Barat, Bagus Budiantoro, Selasa (17/5/2022).

Pihak Istana Temui Para Pendemo

Para perwakilan APKASINDO telah diterima oleh Kantor Staf Presiden untuk menyerap aspirasi yang disampaikan petani sawit. Para petani menilai kebijakan larangan ekspor sangat merugikan para petani sawit, sebab serapan buah sawit mereka terhadap perusahaan menjadi sangat berkurang. 

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Joanes Joko mengatakan masa aksi yang bakal masuk ke kantor hanya perwakilan. Meski pun dikatakan Joanes belum tahu pasti siapa yang bakal menerima perwakilan asosiasi petani tersebut.

"Nanti kita lihat (bertemu siapa), beliau (Jokowi) ada, beliau masih di Bogor," ujar Joanes saat ditemui wartawan di Patung Kuda Monas, Selasa (17/5/2022).

"Kita serap dulu aspirasinya teman-teman (petani) ini, yang penting kita tahu dulu bagaimana situasinya," sambung Joanes.

Ketua DPP APKASINDO, Gulat Manurung menambahkan saat ini kondisi petani sawit sudah cukup banyak dirugikan dari adanya larangan ekspor CPO. Kebijakan tersebut juga sekaligus membuat buah sawit dari petani tidak sedikit yang busuk karena minimnya serapan dari perusahaan.

"Pada jam yang sama saat ini petani sawit juga sedang melakukan demo, 146 kabupaten kota dari Sabang sampai Merauke secara serentak," tutup Gulat.

Alasan Sebenarnya Petani Tolak Kebijakan Jokowi Larang Ekspor CPO

Para petani sawit yang tergabung dalam berbagai asosiasi mulai dari SPKS, FORTASBI, ASPEKPIR, POPSI dan SPI kompak menolak kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang ekspor crude palm oil (CPO) yang sudah diberlakukan selama 2 minggu terakhir.

"Kebijakan ini telah diberlakukan sekitar 2 minggu dan telah menimbulkan dampak negatif yang luar biasa kepada petani sawit. Harga Tandan Buah Segar (TBS) jadi turun," ujar Ketua Unum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Alvian Arahman dalam keterangan resmi, Selasa (17/5/2022).

Alvian memaparkan, semenjak diberlakukannya kebijakan tersebut harga TBS di seluruh wilayah Indonesia perlahan merangkak turun. Adapun penurunannya sekitar Rp 1.000 – 1.500/kg. Sebagai contoh, harga TBS petani di Sulawesi saat ini hanya berkisar Rp 1.500/kg dari harga sekitar Rp 
3.000/kg sebelum kebijakan pelarangan ekspor CPO

"Kondisi yang sama juga dialami oleh daerah-daerah lainnya mulai dari wilayah Sumatera sampai Kalimantan," ucap Alvian.

Lebih lanjut ia mengatakan, tidak hanya penurunan harga TBS petani saja, melainkan para petani juga di hadapkan dengan banyaknya pabrik kelapa sawit yang tutup dengan alasan tangki-tangki penampungan CPO penuh sehingga petani tidak bisa menjual TBS-nya.

Karena itu, kata Alvian, Apkasindo bersama dengan SPKS, FORTASBI, ASPEKPIR, POPSI dan SPI meminta  Presiden Joko Widodo untuk segera membuat kebijakan-kebijakan progresif untuk mendukung penguatan petani kelapa sawit melalui koperasi-koperasi petani sawit, Badan Usaha Milik Desa serta Badan Usaha milik negara untuk menyokong industrialisasi sawit Nasional dengan bertumpu pada kekuatan petani sawit dan badan usaha milik negara.

Sekedar informasi, sebelumnya Jokowi mengumumkan pelarangan ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng. Pelarangan itu dimulai per 28 April 2022 sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian.

Presiden menuturkan, akan terus memantau dan mengevaluasi kebijakan pelarangan ini. Pemerintah ingin ketersediaan minyak goreng bisa kembali melimpah di pasaran.***