112 Ribu Siswa Diterima di 288 SMKN se-Jabar Lewat Jalur PPDB

112 Ribu Siswa Diterima di 288 SMKN  se-Jabar Lewat Jalur PPDB
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Sebanyak 112.325 siswa berhasil diterima di 288 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) yang ada di Provinsi Jawa Barat (Jabar) lewat jalur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2022.

"Untuk tahun 2022 ini bertambah 8.401 siswa yang diterima masuk SMKN di Jabar dibandingkan pada tahun 2021. Dari 10 jalur di PPDB 2022 ini, pendaftar yang diterima ke SMKN sebanyak 112.325 siswa. Sedangkan pada tahun 2021 sebanyak 103.924 siswa," ungkap Kepala Bidang Pengembangan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Edy Purwanto, kepada wartawan di Bandung, Jumat (15/7/2022).

Edo mengatakan, minat masyarakat Jabar untuk memasukkan anaknya di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) semakin besar, dan hal itu terlihat dari jumlah pendaftar yang meningkat pada PPDB 2022 ini.

Menurut dia, peningkatan pendaftar ke SMKN di Jabar pada PPDB 2022 terjadi hampir di seluruh jalur pendaftaran, di antaranya siswa melalui jalur Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Diungkapkannya pula, pada tahun 2022 ini bertambah 34 siswa di mana pada 2021 terdapat 53 siswa yang diterima, sedangkan pada 2022 ada 87 yang diterima.

Sementara untuk jalur KETM  (keluarga ekonomi tidak mampu) bertambah 750 siswa, dari 21.692 pada 2021 menjadi 22.442 pada 2022 dan juga untuk jalur kondisi tertentu, bertambah 158 dibandingkan tahun 2021, yaitu 615 pada tahun ini dan 457 siswa pada tahun lalu.

"Jadi yang terbanyak yaitu jalur persiapan kelas industri, bertambah 11.256 siswa pada PPDB 2022. Pada tahun lalu kan 18.956 siswa dan tahun ini ada 30.212 pendaftar yang diterima," jelasnya.

Menurut Edy, ada beberapa faktor pendaftar yang memilih SMKN pada PPDB 2022 ini, seperti SMK memiliki nilai tambah untuk pengembangan keahlian siswa, juga hari ini lulusan SMK tidak hanya berbicara agar cepat mencari pekerjaan setelah lulus nanti.

"Justru hari ini bagaimana lulusan SMK di Jabar ini dapat menciptakan lapangan kerja di kemudian hari, jadi tidak hanya berbicara tentang bagaimana mencari kerja setelah lulus nanti," sebut Edy..

"Seperti di Kota Cimahi, keahliannya memang macam-macam tapi SMKN-nya hanya tiga, jadi otomatis penuh. Di Cirebon juga, di sana hanya ada dua SMK Negeri," dia menambahkan.  ***